Sukses

Kefir Mirip dengan Yogurt, Tetapi Lebih Kaya Probiotik

Kefir merupakan susu fermentasi yang mirip dengan yogurt, tetapi memiliki probiotik yang lebih kuat.

Liputan6.com, Jakarta Pada dasarnya, kefir adalah produk susu fermentasi yang mirip dengan yogurt. Namun, dengan tekstur yang cair (tidak kental). Kefir juga mengandung jumlah protein yang sama seperti yogurt, tetapi mengandung banyak probiotik.

Dilansir dari Women's Health pada Jumat, (21/2/2020), kefir dikemas dengan probiotik yang mana memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh.

"Faktanya, kefir adalah sumber probiotik yang bagus dan dapat membantu meningkatkan kesehatan pencernaan seseorang," kata ahli gizi di New York, Keri Gans, RD.

Selain itu, jenis kefir tertentu juga dapat menjadi sumber kalsium bagi yang mengonsumsinya.

Berikut ini yang perlu diketahui tentang kefir dan alasan mengapa kefir perlu menjadi tambahan dalam makanan.

Walaupun kefir standarnya itu terbuat dari susu sapi, tetapi dapat dibuat dari segala jenis susu alternatif, termasuk susu nabati, menurut Gans. Jika pernah melihat tertera tulisan "kelapa kefir" dalam suatu label produk, misalnya, itu berarti dibuat dengan santan.

Lainnya, juga ada "air kefir", itu biasanya dibuat dengan air kelapa atau jus buah. Perbedaan kefir dengan yogurt ialah ada pada proses fermentasinya.

"Biasanya yogurt hanya menggunakan bakteri untuk fermentasi, sedangkan kefir menggunakan bakteri dan juga ragi," ujar ahli gizi di New York.

Ia mengatakan, bakteri dan ragi menciptakan kultur yang disebut dengan biji-bijian yang mengandung probiotik hingga tiga kali lebih banyak dari yogurt.

Karena kefir memiliki probiotik yang kuat, itu benar-benar dapat dikatakan menyehatkan tubuh. Maka, diketahui bahwa kefir benar-benar mampu melegakan bagi mereka yang menderita penyakit gangguan pencernaan karena probiotiknya.

Berkat kandungan vitamin D, kalsium, dan folat dalam kefir itu juga baik untuk tulang dan kemampuan untuk menyehatkan kandungan, menurut penulis buku tentang kebiasaan baik bagi kesehatan dalam mengatur stres dan kecemasan, Jessica Cording, RD.

Apakah kefir memiliki dampak buruk?

Seperti halnya produk susu lainnya, kefir dengan banyak lemak juga mengandung jumlah lemak jenuh yang lebih tinggi. 

American Heart Association merekomendasikan untuk membatasinya dalam pengonsumsian sebesar 16 gram atau 140 kalori per hari.

Bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti defisiensi imun harus menghindari probiotik kecuali di bawah pengawasan dokter. Pada intinya, perhatikan porsi kefir yang akan dikonsumsi.

"Seringkali sebotol kefir sama dengan 4 porsi," ujar nutrsionis di Lifeway Foods (produk yang memproduksi kefir), Emily Kean, RD.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cara mengonsumsi kefir

Setelah memiliki sebotol kefir yang berkualitas, masukkan ke dalam makanan dengan berbagai cara, seperti contohnya:

1. Minum kefir setelah melakukan olahraga.

2. Menambahkan kefir ke dalam smoothie.

3. Tuangkan ke dalam sereal gandum atau oatmeal untuk sarapan yang bergizi dan seimbang.

Kean juga mengatakan, kefri dapat menjadi sebagai pengganti buttermilk atau krim asam dalam segala macam resep. Dapat juga digunakan untuk menambahkan krim ke saus dan sup.

Seseorang yang intoleransi laktosa masih bisa mengonsumsi kefir 

Sekitar 65 persen orang mengalami kesulitan untuk mencerna laktosa, gula yang ditemukan dalam susu dan makanan olahan lainnya. Namun, meskipun kefir mengandung beberapa laktosa, ada bakteri disana yang memakan gula itu. Jadi, kefir memiliki laktosa yang lebih rendah daripada produk berbasis suus lainnya.

Meski begitu, itu tidak berlaku bagi orang-orang yang alergi susu. Alternatifnya yaitu bisa memilih kefir yang dibuat dari susu nabati.

Penulis : Vina Muthi A.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.