Sukses

Mengembalikan Kepercayaan Pasangan di Saat Hubungan Mulai Berantakan

Saat kepercayaan dalam hubungan hancur, mungkin saja terasa sulit untuk memperbaikinya.

Liputan6.com, Jakarta Dalam suatu hubungan banyak faktor yang mampu membuatnya bertahan lama, salah satunya ialah faktor kepercayaan. Namun, apabila faktor kepercayaan itu runtuh dalam suatu hubungan, mungkin akan sulit untuk membangunnya kembali.

Bahkan itu juga mungkin membuat seseorang bertanya-tanya apakah hubungannya benar-benar akan bertahan atau tidak.

“Jika kamu tidak memiliki kepercayaan, kamu juga tidak akan memiliki apapun. Tidak ada yang bisa dibangun,” kata psikolog dan pendiri Center for Healthy Relationship di Universitas Olivet Nazarene, Amerika Serikat, Les Parrott, Ph.D., dilansir dari Prevention pada Rabu, (19/2/2020).

Lalu, ada cara yang halus untuk memecah kepercayaan.

Menurut Parrott, itu seperti contohnya, berbicara di belakang mereka tentang hal-hal yang tidak ingin diketahui atau menghancurkan kepercayaan dengan tidak transparan tentang kebiasaan pengeluaran atau hutang.

Pada akhirnya, kepercayaan akan hancur ketika tindakan tidak bisa konsisten dengan kata-kata yang diucapkan. Bahkan bagi banyak pasangan yang mengambil tindakan tepat setelah melanggar kepercayaan, hubungan mereka justru akan membaik.

Jadi, jika kamu mengalami kegagalan dalam mempercayai hubunganmu lagi, ikuti cara-cara berikut untuk mencoba membangunnya kembali. Mungkin juga kamu dapat membuat hubungan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Saling terbuka

Hal pertama yang perlu dilakukan yaitu letakkan semua informasi seputar kepercayaan.

“Satu-satunya cara untuk mengatasi gangguan kepercayaan dalam hubungan adalah dengan cara sepenuhnya jujur, apa pun masalahnya, sehingga keduanya saling memahami apa yang sedang dihadapi,” ujar kata psikolog di Amerika Serikat.

Banyak orang yang mengkhianati pasangannya, mungkin tergoda untuk menahan beberapa, tetapi itu hanya akan membuat kerusakan lebih lanjut.

Dalam cara ini, keduanya saling berkomitmen untuk saling berbicara agar dapat membangun kepercayaan kembali. Itu akan menjadi proses komunikasi dan diskusi tentang bagaimana perilaku tertentu dapat membuat orang lain merasakannya juga.

Kata Parrott, “Maksudnya itu jika ada masalah dengan kepercayaan, itu bukan masalah satu orang saja, tetapi keduanya harus sama-sama terlibat.”.

3 dari 6 halaman

2. Meminta maaf dengan tulus bagi yang melanggar kepercayaan

“Orang yang tidak dapat dipercaya jelas harus memiliki penyesalan yang tulus dan meminta maaf,” ucap psikolog di New York, Paul Coleman, PsyD.

Permintaan maaf perlu mencakup pertanggungjawaban atas tindakan yang merusak kepercayaan dalam hubungan. Pertanggungjawaban dan permintaan maaf hanya memiliki kekuatan untuk membantu memperbaiki kepercayaan jika mereka jujur. Jadi, sadar akan ketulusan menjadi penting, bahkan jika itu membutuhkan pengakuan hal-hal yang mungkin saja menyakitkan.

Meskipun penyelasan mungkin efektif dalam jangka pendek, jika ada kebenaran yang disembunyikan terkait dengan kerusakan pada kepercayaan itu juga tidak akan bertahan lama.

Lakukan permintaan maaf dengan keterbukaan agar pasangan dapat mengajukan pertanyaan yang mereka miliki tentang situasi tersebut.

Namun, jika kamu orang yang kepercayaannya telah dikhianati, ingatlah bahwa pasanganmu mungkin tidak akan memiliki jawaban atas segala pertanyaanmu.

4 dari 6 halaman

3. Pastikan pasanganmu mengerti

Permintaan maaf, akuntabilitas, dan komitmen untuk membangun kembali kepercayaan adalah batu loncatan pertama menuju bagian yang paling sulit untuk membangunnya kembali.

Selanjutnya, pasangan perlu untuk saling memahami perasaaan satu sama lain.

“Darpada bersifat defensif, mereka perlu mengesampingkan itu untuk memahami perspektif satu sama lain. Itu juga akan berujung pada empati.

Bergantung pada beratnya situasi tersebut, ini bisa dilakukan dengan cara ngobrol di meja makan atau bagi yang sudah berlangsung lama, bisa dilakukan di kantor terapis.

Bagaimanapun, kuncinya adalah memastikan keduanya meninggalkan pembicaraan dengan pemahaman tentang dari mana masalah ini terjadi dan mengapa bisa melakukan pengkhianatan atau kebohongan.

“Hal seperti ini tidak hanya menyediakan jalan tentang apa yang secara khusus perlu diatasi untuk  mulai mencoba membangun kepercayaan kembali, tetapi juga dapat memberikan validasi penting atas lukanya,” kata psikolog klinis di New York, Joseph Cilona, PsyD.

Bagi mereka yang kepercayaannya telah dikhianati, penting untuk menyadari bahwa juga perlu berempati dengan pasangan.

Ini akan membantu jika kamu mencoba memahami dan memandang sebagai orang yang hancur, bukan sebagai orang yang berusaha menyakitimu.

Meskipun itu akan sangat sulit untuk dilakukan, perlu untuk membangun dindin-dinding kepercayaan tersebut.

5 dari 6 halaman

4. Ubah perilaku penyebab hancurnya kepercayaan

Ini akan berbeda, teragntung pada situasi dimana kepercayaan itu hancur. Jika kamu melanggar kepercayaan karena misalnya tidak hadir ketika kamu mengatakannya akan hadir, itu bisa berarti mengatur waktu lagi.

“Jika kamu berselingkuh, ini mungkin berarti dapat meninggalkan ponsel saat di rumah atau memberikan akses kepada pasangan untuk dapat membukanya sendiri,” ujar terapis hubungan di Wilmington, Deb Laino.

Itu juga bisa berarti membatasi kegiatan yang dapat melukai perasaan pasangan dan setidaknya tidak melakukan perjalanan jauh dari rumah, kata Coleman.

Coleman menambahkan, “Ini penting karena ketika kepercayaan dikhianati secara serius, orang yang terluka perlu bukti kejujuran agar mereka merasa lebih diyakinkan.”.

Namun, pasangan yang dikhianati harus mengurangi pengawasan yang berlebihan. Orang yang terlukan juga perlu untuk mentolerir kecemasan tanpa terus menerus menuntut bukti pada pasangannya.

Dalam membangun kembali kepercayaan yang dibutuhkan juga ialah waktu.

6 dari 6 halaman

5. Lakukan evaluasi dalam hubungan

Agar suatu hubungan dapat benar-benar bertahan dalam jangka panjang, seluruhnya perlu di evaluasi, bukan hanya tentang situasi yang menyebabkan putusnya kepercayaan.

Coleman mengatakan untuk mengevaluasi apakah pasangan memiliki waktu yang berkualitas bersama, apakah ada sesuatu yang tidak adil dalam hubungan, atau apakah cenderung memperdebatkan masalah yang sama setiap harinya.

“Ketika suatu hubungan tidak berjalan dengan baik secara keseluruhan, kepercayaan di dalamnya juga akan berkurang,” Coleman menambahkan.

Penulis : Vina Muthi A.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.