Sukses

Waspadai Morning Surge, Serangan Jantung di Pagi Hari Seperti Dialami Ashraf Sinclair

Serangan jantung seperti yang dialami Ashraf Sinclair ini memang patut diwaspadai. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal dengan nama 'morning surge', kondisi yang berhubungan dengan kadar hormon kortisol yang meningkat di pagi hari dan menurun di malam hari.

Liputan6.com, Jakarta Dunia hiburan kembali berduka. Suami Bunga Citra Lestari, Ashraf Sinclair, meninggal dunia diduga akibat serangan jantung pada Selasa 18 Februari 2020 pukul 3.40 pagi.

Serangan jantung seperti yang dialami Ashraf Sinclair ini memang patut diwaspadai. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal dengan nama 'morning surge', kondisi yang berhubungan dengan kadar hormon kortisol yang meningkat di pagi hari dan menurun di malam hari. 

Salah seorang pakar kesehatan dari Harvard Medical School, Howard E. LeWine, M.D., yang juga Chief Medical Editor, Harvard Health Publishing mengatakan, tekanan darah biasanya turun saat tidur. Kemudian kembali ke tingkat yang biasa sebelum Anda bangun. Namun, beberapa orang dengan tekanan darah tinggi memiliki pola tertentu atau bisa lebih tinggi di pagi hari dibandingkan dengan siang hari.

"Beberapa alasan bisa menjadi penyebabnya. Semisal ketika pil (obat hipertensi) tidak efektif selama 24 jam penuh. Anda mungkin perlu membagi satu atau dua pil untuk dikonsumsi di waktu yang berbeda. Tentu dengan rekomendasi dokter jantung Anda," katanya, seperti dimuat health.harvard.edu.

Alasan lain, kata Howard, bisa terjadi karena penggunaan alkohol secara berlebihan hingga meningkatkan tekanan darah. "Jadi, jika Anda minum alkohol, pertahankan agar tidak lebih dari satu gelas per hari." 

Kondisi lainnya terjadi akibat sleep apnea, yang kerap kita ketahui sebagai penyebab lain dari tekanan darah tinggi di pagi hari. Sleep apnea menyebabkan saluran napas bagian atas menyempit atau otot pernapasan berhenti bergerak. Napas yang berhenti sementara ini bisa terjadi ratusan kali setiap malam.

"Sleep apnea memberi tekanan pada tubuh hingga meningkatkan kadar adrenalin dan tekanan darah naik. Gejala sleep apnea yang paling umum adalah dengkuran keras, kualitas tidur yang buruk dan rasa kantuk yang berlebihan di siang hari. Beberapa orang mengalami sakit kepala pada pagi hari," ujarnya.

"Penting untuk melakukan konsultasi dengan dokter Anda tentang kemungkinan penyebab tekanan darah pagi. Selain itu, menjaga berat badan yang sehat, mengonsumsi lebih banyak makanan nabati, dan berolahraga secara teratur membantu menurunkan tekanan darah setiap saat sepanjang hari," katanya.

 

 

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Morning surge lebih banyak dialami orang Asia

Menurut hasil penelitian yang membandingkan jumlah penderita morning surge antara warga Jepang dan warga Eropa, ternyata morning surge lebih banyak dialami oleh orang Asia dibandingkan orang Eropa, dilansir dari NCBI. Hal ini sejalan dengan studi Japan Morning Surge yang menganalisis 611 pasien hipertensi di pagi hari, hasilnya morning surge berisiko terjadi pada usia tua.

Menurut penelitian, penyebab morning surge adalah kebiasaan merokok dan minum alkohol, serta adanya kerusakan organ tubuh. Morning surge dapat menurunkan risiko selanjutnya (stroke atau jantung) jika Anda dapat mengontrolnya.

Salah satunya yaitu dengan rutin mengontrol tekanan darah di pagi hari dan malam hari sebelum tidur. Lalu minum obat anti hipertensi di pagi hari dapat membantu mengontrol tekanan darah selama 24 jam.

Kecuali jika penyebabnya adalah obat, dokter biasanya akan merekomendasikan menurunkan dosis dengan menambah obat lain (tanpa menghentikan pengobatan, karena malah akan memperburuk kondisi jika pengobatan dihentikan).

Selain itu, dengan membiasakan gaya hidup sehat (rutin berolahraga - tidak harus olahraga berat, bisa berupa yoga, jalan santai 30 menit, senam dan sebagainya -, diet - menjaga BMI antara 18,5 dan 24,9 -, atau berhenti merokok) dapat membantu menurunkan risiko morning surge.

Saat ini, jumlah penderita hipertensi di Indonesia terus bertambah. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia diatas 18 tahun sebesar 34,1%.

Dibandingkan dengan data tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia pada usia diatas 18 tahun sebesar 25,8% mengalami peningkatan sekitar 9,7% dalam kurun waktu 5 tahun. Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah melebihi 140/90 mmHg (normalnya 110/70-130/90). Bahaya hipertensi yaitu karena merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung, gagal ginjal, diabetes, dan stroke.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.