Liputan6.com, Jakarta Kanker vulva merupakan salah satu kanker yang menyerang wanita. Meskipun jarang ditemukan, tetapi kondisi ini masih memiliki 1.000 kasus yang didiagnosis di Inggris setiap tahunnya. Tidak mengeherankan bahwa sedikit yang mengetahui gejala kanker vulva atau faktor risiko dari kondisi tersebut.
Dilansir dari Women's Health pada Senin, (17/2/2020), kanker vulva mempengaruhi kulit alat kelamin luar pada wanita. Itu termasuk bibir yang mengelilingi vagina. Dua bibir bagian dalam (labia minora) dan dua bibir luar (labia majora), klitoris dan kelenjar Bartholin.
Baca Juga
Perawat informasi kanker ginekologi dari The Eve Appeal, Tracie Miles bersama dengan dokter praktik umum di Harley Street, London, Dr. Pixie McKenna melihat tanda-tanda, gejala, dan pilihan pencegahan untuk kanker vulva.
Advertisement
Bentuk dari pra-kanker dari kondisi ini disebut Vulva Intraepithelial Neoplasia (VIN), dimana sel-sel dalam vulva itu tidak normal. Cenderung didiagnosis pada wanita berusia 30 hingga 50 tahun. Namun, belum tentu juga bahwa jika kamu memiliki bentuk yang seperti itu berarti kamu memiliki kanker vulva.
Meskipun begitu, bisa berkembang menjadi kanker, jadi harus dipantau secara ketat.
"Banyak tahap pra-kanker vulva dapat diobati jika mereka menangani cukup awal. Jadi penting untuk mewaspadai tanda-tanda dan gejala penyakitnya," kata Miles.
Ia mengatakan juga bahwa perubahan pra-kanker yang dikenal sebagai VIN 1, 2 atau 3 (dinilai berdasarkan tingkat keparahannya) dapat diobati dengan operasi kulit kecil atau perawatan topikal dan juga selalu dipantau.
Simak video menarik berikut ini:
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tanda-tanda kanker vulva
Meskipun kanker yang satu ini kurang diketahui, penting untuk mengenali perubahan apa yang terjadi pada vulva.
Kata McKenna, "Kebanyakan wanita tidak memeriksa vulva mereka dan bahkan jika mereka melakukannya, mayoritas tidak mengetahui apa yang normal.".
Menurut Miles, tanda-tanda utama dan gejala kanker vulva meliputi:
Advertisement
1. Perubahan penampilan kulit vulva
Penting untuk mewaspadai perubah kulit pada vulva. Ini termasuk perubahan pada tekstur atau warna, serta iritasi, ulserasi dan penebalan, mengangkat bercak merah, putih atau gelap dan kulit yang rusak.
2. Vulva terasa sakit
Vulva terasa sakit dan dapat muncul dengan sendirinya membuat ketidaknyamanan atau nyeri.
3. Vulva gatalÂ
Vulva terasa gatal dalam waktu yang lama perlu untuk diperiksa. Itu tentu saja disebabkan oleh kondisi lain, seperti sariawan.
4. Luka terbuka
Luka terbuka yang terlihat pada kulit vulva bisa meningkat, terasa gatal, menyakitkan atau berdarah.
5. Tahi lalat di vulva
Perhatikan setiap perubahan bentuk atau warna tahi lalat yang kamu miliki di vulva.
6. Benjolan atau pembengkakan
Lakukan pemeriksaan apabila adanya pembengkakan atau benjolan di vulva. Apakah itu hanya rambut yang tumbuh ke dalam atau bahkan tidak.
Advertisement
Siapa yang berisiko terkena kanker vulva?
Pada wanita yang lebih muda, kanker vulva sering dikaitkan dengan human papilloma virus (HPV), yang ditularkan dari satu orang ke orang lain selama kontak seksual.
Merokok dan kondisi kulit yang mempengaruhi vulva, khususnya lichen sclerosus (kondisi kulit kronis yang sering menyerang daerah genital dan anus) juga dapat meningkatkan peluang untuk memperparah kondisi tersebut.
Penyebab kanker vulva masih belum jelas, tetapi risiko untuk mengembangkannya meningkat seiring bertambahnya usia. Sekitar 80 persen kanker vulva didiagnosis pada wanita berusia di atas 60 tahun, tetapi juga dapat dilihat juga pada wanita yang lebih muda.
Advertisement
"Pengobatan kanker vulva dapat dicegah sejak awal. Kanker ini sepenuhnya dapat disembuhkan dengan biopsi kulit yang sangat sederhana dan cepat. Biasanya yang diperlukan untuk mendiagnosisnya," ujar Miles.
Kata Miles, selain itu, jika biopsi mengeidentifikasi kondisi non-kanker. Dokter akan meresepkan salep atau krim yang benar untuk mengatasi rasa tidak nyaman.
Â
Bagaimana cara mencegahnya?
Kesadaran dan mengambil tindakan jika ada yang tidak beres di vulva merupakan kunci untuk deteksi sejak dini. Menurut Eve Appeal, dua pertiga wanita yang sangat tinggi tidak dapat mengidentifikasikan vulva mereka. Mempelajari anatomi dan memriksa sendiri secara teratur dengan menggunakan cermin dan cahaya yang baik sangat penting untuk mengurangi risiko.
"Jika kamu tidak tahu tentang anatomimu sendiri, kamu pasti tidak akan bisa mengatakan apa yang normal dan apa yang tidak. Selain itu, jika ada sesuatu yang tidak beres, jangan menghindar untuk menunjukkannya pada dokter," kata Miles.
Baginya juga mustahil untuk sepenuhnya menghilangkan semua risiko kanker, tetapi dengan tidak merokok, menjalani vaksin HPV, melakukan seks aman dan memeriksa kondisi vulva dapat itu membantunya.
Advertisement
Penulis : Vina Muthi A.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement