Sukses

Conglobata, Jenis Jerawat yang Langka tapi Parah

Jerawat memiliki banyak jenis, salah satunya jerawat conglobata.

Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar orang pernah mengalami kulit wajahnya berjerawat, setidaknya sekali dalam hidup mereka. Jerawat juga bisa muncul di kulit wajah wanita maupun pria.

Dilansir dari Bustle pada Kamis, 13 Februari 2020, ada jenis jerawat yang sangat parah dan jarang sekali dibahas oleh banyak orang. Jenis jerawat itu adalah conglobata.

Kurangnya kesadaran orang-orang dapat memengaruhi mereka mengalami jerawat jenis satu ini.

"Jerawat conglobata adalah jenis jerawat yang sangat langka, tetapi parah," kata konsultan dermatologis dan juru bicara British Skin Foundation di London, Dr. Emma Wedgeworth.

Ia juga menambahkan bahwa jerawat conglobata biasanya dialami oleh pria, tetapi wanita juga bisa mengalaminya.

"Terutama pada wanita yang memiliki kadar testosteron yang tinggi dalam tubuh mereka," ujar konsultas dermatologis di London.

Hal-hal lain yang membuat seseorang berisiko terkena jerawat conglobata adalah obat tiroid, steroid anabolik, dan tumor yang mengeluarkan hormon seperti testosteron.

Pendiri klinik perawatan kulit di Colorado, Dr. Kemi Fabusiwa mengatakan, "Gangguan autoinflamasi juga dapat menyebabkan jenis jerawat ini pada beberapa orang.".

Tidak ada yang tahu mengapa beberapa orang mendapatkan jerawat jenis ini. Namun, Dr. Wedgeworth menyebutkan mungkin ada kecenderungan genetik.

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ciri-ciri dan gejalanya

Ciri-ciri dari jerawat jenis ini ialah adanya kista, banyaknya komedo yang sangat dalam, dan abses (penumpukan nanah) yang terjadi di wajah, punggung, dada, dan pantat.

Itu adalah bentuk jerawat nodulokistik. Nodul terbentuk jauh di bawah permukaan kulit ketika pori-pori tersumbat dan mengeras, sehingga menghasilkan benjolan yang padat.

Di sisi lainnya, kista adalah benjolan yang berisi cairan. Abses atau orang yang mengandung nanah dapat mengeluarkan cairan yang berbau busuk, menurut Dr. Fabusiwa.

Selain menyebabkan banyak benjolan yang tampaknya saling terkait, jerawat conglobata dapat menyebabkan kulit merah dan bengkak di sekitarnya.

"Ini juga cenderung menghasilkan jaringan parut yang signifikan," kata pendiri klinik perawatan kulit di Colorado itu.

3 dari 4 halaman

Pengobatan pada jerawat conglobata

Pada dasarnya, mengobati jerawat yang satu ini tidak mudah.

Dikatakan oleh Dr. Fabusiwa, penting untuk mengunjungi dokter kuit segera setelah mencurigai jerawat conglobata untuk mengurangi risiko jaringan parut permanen.

"Produk obat-obatan yang dijual bebas bahkan tidak akan cukup mengatasi jerawat conglobata. Itu sebabnya penting untuk segera konsultasikan dengan dokter kulit," tutur Dr. Fabusiwa.

Beberapa kasus mungkin memerlukan perawatan yang lebih khusus seperti suntikan antibodi monoklonal.

Obat topikal (salep atau krim) dapat digunakan bersamaan dengan perawatan ini. Itu bertujuan untuk membantu mengurangi peradangan dan menghilangkan kulit mati serta minyak yang menyumbat pori-pori.

Roaccutane biasanya merupakan metode yang paling efektif, tetapi dapat muncul dengan sejumlah efek samping. Efek samping itu misalnya peningkatan kepekaan terhadap sinar matahari dan kulit kering.

4 dari 4 halaman

Hasil jangka panjang

Semakin awal seseorang melakukan perawatan, semakin kecil kemungkinannya untuk mendapatkan bekas luka dan cacat kulit. Namun, orang dengan jerawat conglobata mungkin masih melihat bekas luka dan noda gelap setelah nodul dan kista sembuh.

Tak perlu khawatir, itu dapat diobati dengan bantuan dokter kulit.

Karena ini merupakan kondisi yang kronis, sama pentingnya juga untuk menjaga kesehatan mental dan juga fisik.

"Meskipun parah, masalah kulit ini memiliki solusi. Tidak akan terjadi dalam semalam, tetapi perawatan besar dapat dilakukan dalam jangka waktu yang panjang," ucap Dr. Fabusiwa.

Penulis : Vina Muthi A.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.