Sukses

Penjelasan Dokter Soal Penggunaan Masker yang Benar untuk Cegah Penyebaran Penyakit

Dokter menjelaskan cara penggunaan masker yang benar karena selama ini, banyak informasi yang menyesatkan soal penggunaan alat pelindung diri itu

Liputan6.com, Jakarta Di tengah isu merebaknya virus corona, salah satu yang disorot adalah terkait penggunaan masker untuk mencegah infeksi novel coronavirus atau 2019-nCoV.

Meski bukan isu baru, namun masih banyak anggapan yang beredar terkait cara penggunaan masker yang benar. Beberapa menyatakan bahwa kedua sisi masker bisa dibolak-balik tergantung kondisi seseorang sehat atau sakit.

Soal isu ini, dokter spesialis paru yang juga Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PP PDPI) Erlina Burhan menjelaskan bahwa anggapan itu keliru.

"Pemakaian masker bedah, yang hijau (berwarna) itu yang di luar. Kenapa yang hijau yang di luar, karena yang hijau itu waterproof," kata Erlina dalam temu media di Cikini, Jakarta pada Kamis kemarin, ditulis Jumat (7/2/2020).

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sisi yang Berwarna Putih

Erlina menjelaskan, karena bahannya yang tahan air, apabila ada percikan (droplet) yang muncrat ke wajah kita, cairan tersebut tidak akan menempel di bagian masker yang berwarna.

Sementara itu, sisi yang umumnya berwarna putih digunakan di dalam yang menempel langsung dengan mulut dan hidung.

"Itu fungsinya meresap cairan. Jadi kalau batuk, pilek, nempelnya di situ, tidak keluar. Jadi melindungi orang lain juga. Lalu di tengah filternya," kata Erlina.

Walau begitu, para praktisi medis sepakat, yang terpenting untuk mencegah penyakit seperti infeksi virus corona adalah dengan rutin mencuci tangan, bukan hanya menggunakan masker saja. Erlina menjelaskan, masker digunakan karena di tengah keramaian kita tidak tahu apakah ada orang yang sedang sakit atau tidak.

Menurut Ketua Umum PP PDPI Agus Dwi Susanto, beberapa riset dari negara terjangkit menemukan bahwa seseorang bisa terinfeksi usai mereka melakukan aktivitas seperti mengucek mata atau menyentuh hidung dan mulut usai memegang fasilitas yang permukaannya dihinggapi virus aktif.

"Sehingga mereka menyarankan sesering mungkin mencuci tangan sebelum memegang mulut. Apalagi orang Indonesia yang suka makan pakai tangan. Ini harus betul-betul cuci tangan," kata Agus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.