Sukses

Alasan WNI di Natuna Harus Pakai Masker Selama Observasi

Para WNI yang diobservasi di Natuna harus menggunakan masker setiap hari.

Liputan6.com, Jakarta Dalam tayangan video tampak para Warga Negara Indonesia (WNI) yang tengah menjalani observasi di Natuna, Riau, menggunakan masker. Penutup area hidung dan mulut berwarna hijau itu tak lepas dari keseharian mereka. 

Meski lingkungan di sekitar tenda dan hanggar observasi selalu disemprot desinfektan dan terjaga higienitasnya, pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebut, para WNI harus tetap mengenakan masker. Tujuannya demi menghindari kemungkinan penularan bakteri dan virus antarteman.

"WNI yang ada di lokasi observasi Natuna memang harus menggunakan masker. Kalau misalnya batuk jadi mencegah penularannya," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Wiendra Waworuntu saat ditemui di Gedung Kementerian Kesehatan.

Selain itu, penggunaan masker bertujuan agar minim paparan patogen jahat. Paparan patogen jahat mungkin saja bisa terjadi sehingga memengaruhi kondisi kesehatan mereka.

"Masker untuk menjaga diri mereka yang ada di Natuna supaya tetap sehat dan terhindar dari masalah kesehatan," pungkas Wiendra.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masker Tutupi Area Hidung dan Mulut

Masker menjadi salah satu upaya sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah dari terpapar penyakit. Penggunaan masker juga menutupi area hidung dan mulut. 

"Kalau pakai masker harus menutupi area hidung dan mulut. Jadi, maskernya itu bukan dipakai di bawah mulut atau dagu. Saya seringkali lihat, orang-orang pakai masker begitu," Wiendra menambahkan.

Ada juga masker dipasang di bawah hidung. Penggunaan pun keliru. Yang benar masker menutupi area hidung dan mulut.

"Biasa dipakai masker bedah biasa atau N95. Tapi jangan masker kain karena bahannya tidak efektif menyaring patogen atau bakteri," kata dokter spesialis mikrobiologi Fera Ibrahim saat ditemui di RS Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat beberapa hari lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.