Sukses

Cara Tepat bagi Orangtua Jelaskan Virus Corona pada Anak

Berikut ini adalah cara tepat bagi para orangtua memberikan informasi tentang virus corona kepada anak.

Liputan6.com, Jakarta Wabah virus corona yang bermula dari kota Wuhan pada Desember lalu, kini kian merebak hingga ke negara-negara lain. Jumlah korban yang dinyatakan positif terjangkit virus ini pun semakin bertambah.

Hal itu menimbulkan pertanyaan-pertanyaan bagi setiap orang akan penanganan virus corona agar segera bisa teratasi.

Dilansir dari Time pada Rabu (5/2/2020), ketidakpastiaan akan hal itu membuat banyak orangtua dengan gugup bertanya-tanya apa yang harus mereka katakan kepada anak-anak mereka tentang kejadian ini.

Psikolog pediatrik di Rumah Sakit Anak Nationwide, Ohio, Molly Gardner, memiliki saran sederhana yang dapat orangtua lakukan.

"Dalam mengatakan terkait virus corona kepada anak-anak, para orangtua harus tetap terinformasi, jaga perspektif, dan jujur," kata Gardner.

Ia turut mengatakan bahwa emosi anak-anak memberikan asupan juga bagi emosi mereka sebagai orangtua.

"Karena alasan itu, penting bagi para orangtua untuk tetap mendapatkan informasi berita baru terkait virus corona, sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan anak-anak," Gardner menambahkan.

Tak hanya itu, para orangtua juga harus tetap menjaga situasi dan kondisi agar anak-anak tidak jatuh ke dalam rasa cemas yang berlebihan akan wabah virus corona.

Menurut direktur Clay Center for Young Healthy Minds di Massachusetts, Ellen Braaten, para orangtua juga harus menyesuaikan pendekatan tergantung pada usia anak mereka. Gaya pemrosesan informasi dan paparan berita tentang virus.

"Harus dipikirkan juga apakah lebih banyak memberikan informasi membantu mereka mengatasinya atau justru membuat mereka cemas," ujar Braaten.

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apabila anak sudah remaja

Pada remaja yang kemungkinan sudah terpapar dengan informasi tentang virus corona di media online atau di sekolahnya, mungkin mereka akan dapat melakukan diskusi yang jujur dan nyaman dengan orangtua.

Braaten menyarankan kepada para orangtua untuk bertanya kepada anak-anak apa yang mereka pikirkan tentang wabah virus tersebut.

Apalagi, jika anak-anak sudah merasa cemas lakukan berbagi pemikiran tentang situasi yang saat ini sedang terjadi.

3 dari 4 halaman

Apabila anak masih kecil

Untuk anak-anak yang lebih kecil, Braaten menyarankan untuk para orangtua lebih mendengarkan mereka daripada banyak berbicara.

"Cari tahu apa yang mereka takuti dan apa yang sudah mereka ketahui tentang virus corona ini," kata Braaten.

Cobalah untuk menjawab pertanyaan anak-anak mereka dengan spesifik meski pertanyaan itu terasa tidak nyaman bagi para orangtua.

"Tidak apa-apa menggunakan kata kematian karena semakin bertele-tele, mereka akan semakin bingung," Braaten menambahkan.

Tak lupa juga untuk tidak menunjukkan gambar atau foto yang menakutkan ketika ada anak-anak yang usia masih terbilang muda.

Gardner mengatakan untuk tidak memberikan janji bahwa mereka tidak akan terkena virus corona, karena mengingat hingga saat ini virus masih menyebar dan bisa melalui dari manusia ke manusia.

"Katakan saja jika kita semua akan tetap jika melakukan gaya hidup bersih dan sehat," saran Gardner.

Bisa juga untuk menghibur atau memberitahu mereka bahwa dokter di seluruh dunia sedang bekerja untuk menemukan solusi dan perawatan bagi orang-orang yang sudah terkena virus corona.

4 dari 4 halaman

Pendekatan paling efektif

Dari semua hal itu, Braaten mengatakan bahwa pendekatan yang paling berguna untuk anak-anak dari segala usia adalah mengingatkan mereka untuk mencuci tangan dan menutupi area mulut ketika bersin juga batuk.

Bahkan setelah anak-anak menerima berbagai informasi dan saran dari para orangtua, perhatikan anak apakah merasa cemas atau tidak.

Jika cemas itu tidak berlebihan itu masih wajar. Apabila anak-anak sampai merasa cemas hingga sulit tidur atau takut pergi ke sekolah, setidaknya memanggil penyedia layanan kesehatan mental untuk bantuan tambahan.

Penulis : Vina Muthi A.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.