Sukses

Lebih Buruk Mana, Merokok atau Vaping?

Terdapat banyak kasus orang yang dulu biasa merokok dengan tembakau, beralih ke penggunaan vape sebagai penganti rokok.

Liputan6.com, Jakarta - Vape hadir sebagai rokok elektronik setelah rokok tembakau beredar di masyarakat. Terdapat banyak kasus orang yang dulu biasa merokok dengan tembakau, beralih ke penggunaan vape sebagai penganti rokok.

Namun, jika didalami lebih jauh, mana yang lebih buruk?

Dokter Spesialis Paru Mohammad Arifin Nawas mengatakan bahwa vape dan rokok merupakan suatu hal yang berbeda. Menurutnya, penggunaan vape dapat lebih berbahaya daripada rokok.

“Jadi kalau vape itu beda lagi. Rokok elektrik itu lebih bahaya, karena rokok elektrik memakai semacam sumber cairan kimia, yang bisa berasal dari macam-macam dan dibakar. Itu lebih bahaya dibandingkan dengan tembakau beneran,” kata Arifin.

Arifin menjelaskan, rokok memiliki dampak minimal 30 tahun dengan gejala yang timbul di paru-paru. Dengan satu hari merokok, kemampuan paru-paru dapat berkurang, tapi dalam kurun waktu yang lama.

“Karena merokok itu satu harinya itu bisa menurunkan nol sekian cc kemampuan paru-paru. Jadi makanya perlu waktu lama untuk kemampuan paru-parunya berkurang,” kata dokter lulusan Universitas Indonesia ini.

 

Simak Video Menarik Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Vape lebih berbahaya

Selain itu, sudah banyak penelitian di Amerika yang menjelaskan bahwa vape lebih berbahaya daripada menghisap rokok, dan dapat menyebabkan kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang merokok.

Seperti yang dikatakan dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Abdi Waluyo ini, penggunaan vape dalam beberapa tahun penelitian di Amerika yang meninggal akibat vape berkisar antara 10-15 persen.

Walaupun rokok sedikit lebih baik, tapi Arifin tetap menyarankan untuk lebih baik tidak merokok.

“Saya dokter paru menyarankan untuk tidak merokok,” katanya.

Selain itu, penting untuk menentukan antara perokok berat dan perokok ringan, dengan menghitung batang perhari rokok, dikalikan dengan lamanya merokok dalam tahun.

“Jika hasil dari perkalian lebih dari 600, berarti seseorang sudah masuk kedalam perokok berat, namun dibawah itu, berarti perokok ringan,” Arifin menekankan.

 

Penulis: Lorenza Ferary

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.