Sukses

Dokter Ahli yang Merawat Pasien Korona Meninggal Dunia

Dokter yang membantu pasien terinfeksi virus korona meninggal dunia, Sabtu pagi (25/1).

Liputan6.com, Jakarta Dokter yang membantu pasien terinfeksi virus korona meninggal dunia, Sabtu pagi (25/1). Liang Wudong, 62 tahun dari Departemen Otolarngologi yang merawat telinga, hidung dan tenggorokan pasien di Rumah Sakit Hubei Xinhua, dicurigai tertular virus corona baru pada 16 Januari. 

Seperti dilansir China Daily, laporan ini merupakan kematian pertama petugas medis setelah virus corona ini muncul pada akhir Desember.

"Liang Wudong telah dipindahkan ke Rumah Sakit Jinyintan Hubei--tempat puluhan warga terinfeksi dirawat. Ia meninggal sekitar pukul 7 pagi waktu setempat," tulis media setempat.

Sebelumnya, Komisi Kesehatan Wuhan menyatakan pada Selasa lalu, 15 petugas medis terinfeksi namun salah satunya sedang dalam kondisi kritis.

Kematian akibat virus corona ini naik hingga 41 jiwa di daratan China. Data terbaru pada Jumat malam, total kasus mencapai 1.287 jiwa.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

WHO belum putuskan kedaruratan virus

Badan Kesehatan Dunia (WHO) enggan menetapkan wabah virus Corona sebagai ancaman kesehatan dunia walaupun penyebaran virus yang menginfeksi saluran napas dari China ini berdampak pada negara lain, seperti misalnya Amerika Serikat, Jepang, Thailand, Taiwan, dan Singapura.

WHO beralasan, meski virus Corona menyebar luas di negara-negara tersebut, jumlah kasusnya kecil dan tidak begitu berdampak pada lingkungan sekitarnya. 

Bukan berarti penularan virus corona Wuhan antarmanusia tidak akan terjadi, kata dia, hanya saja belum bisa dikatakan sebagai kondisi darurat kesehatan dunia. “Ini darurat di China, tetapi belum menjadi darurat kesehatan global," ucapnya.

Komite yang memutuskan hal itu diketuai oleh Dr. Didier Houssin, mengalami perdebatan panjang. Beberapa menuntut deklarasi darurat ancaman wabah sekarang. Namun, yang lain mengatakan terlalu cepat menyimpulkannya karena jumlah kasus di negara selain China masih terbilang sedikit.

Deklarasi darurat tampaknya memilih satu negara sebagai ancaman bagi seluruh dunia. Dr. Houssin mengatakan komite juga mempertimbangkan keputusannya bagi warga Tiongkok.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.