Sukses

Lewat Rekayasa Genetik, Ilmuwan Buat Nyamuk Aedes aegypti Kebal Virus DBD

Para ilmuwan berhasil melakukan rekayasa genetik terhadap nyamuk agar resisten terhadap virus penyebab demam berdarah dengue

Liputan6.com, Jakarta Para ilmuwan berhasil melakukan rekayasa genetik nyamuk Aedes aegypti untuk menghentikan penularan virus dengue penyebab demam berdarah.

Tim ilmuwan gabungan menyatakan bahwa mereka berhasil melakukan rekayasa genetik terhadap nyamuk agar resisten dalam penyebaran empat jenis virus dengue.

"Kemajuan terbaru dalam teknologi rekayasa genetika telah memungkinkan untuk menciptakan nyamuk dengan kompetensi vektor yang berkurang, membatasi kemampuan mereka untuk memperoleh dan mengirimkan patogen," tulis para ilmuwan dalam laporannya sepert dikutip dari CNET pada Senin (20/1/2020).

Dalam penelitiannya, mereka melakukan modifikasi pada nyamuk Aedes aegypti betina dengan antibodi terhadap virus. Mereka menemukan, serangga percobaan tersebut tidak mampu menyebarkan penyakit.

"Begitu nyamuk betina mengambil darah, antibodi diaktifkan dan diekspresikan, itu pemicunya," kata salah satu penulis Omar S. Akbari dari University of California San Diego, Amerika Serikat.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mencegah Penularan ke Manusia

Akbari menambahkan, antibodi tersebut dapat menghambat replikasi virus dan mencegah penyebarannya ke seluruh nyamuk, yang kemudian mencegah penularannya ke manusia.

"Itu pendekatan yang sangat kuat," kata Akbari.

"Perkembangan ini berarti di masa mendatang, mungkin ada pendekatan genetik yang layak untuk mengendalikan virus dengue di lapangan, yang dapat membatasi penderitaan dan kematian manusia," Akbari menambahkan seperti dikutip dari Science Daily.

Akbari bersama rekan-rekannya saat ini sedang dalam tahap awawl metode pengujian untuk menetralisir nyamuk secara bersamaan, agar mampu melawan demam berdarah serta virus lain seperti Zika, demam kuning, dan chikungunya.

Temuan ini dimuat dalam jurnal PLOS Pathogens.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.