Sukses

Perubahan Suhu Tubuh Turun dari Waktu ke Waktu

Studi menujukkan bahwa suhu tubuh manusia rata-rata manusia rata-rata turun sejak abad ke-19 karana perubahan fisiologis. Para penulis studi menyoroti potensi penyebab perubahan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar dari kita mengukur suhu tubuh ketika merasa demam, sebagai akibat dari infeksi atau pilek. Studi menujukkan bahwa suhu tubuh manusia rata-rata manusia rata-rata turun sejak abad ke-19 karana perubahan fisiologis. Para penulis studi menyoroti potensi penyebab perubahan ini.

Suhu tubuh dapat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kebiasaan gaya hidup, usia, dan suhu sekitar. Suhu tubuh juga merupakan penanda kesehatan metabolisme.

Dikutip dari laman Medical News Today, Carl Reinhold August Wunderlich menetapkan bahwa 37 derajat celcius merupkan suhu standar tubuh manusia, berdasarkan survey pada 25.000 orang pada 1851.

Namun, analisis dan survei terbaru menunjukkan bahwa suhu tubuh sekarang rata-rata lebih rendah.

Sebuah penelitian terhadap lebih dari 35.000 orang di Inggris menemukan bahwa 36,6  celsius adalah suhu tubuh rata-rata.  Myroslava Protsiv, di Stanford University Division of Infectious Diseases dan Geographic Medicine bersama rekannya juga menyelidiki perihal ini.

Mereka berhipotesis bahwa “perbedaan yang diamati dalam suhu antara abad ke-19 dan hari ini adalah nyata, dan perubahan dari waktu ke waktu memberikan petunjuk fisiologis penting untuk perubahan dalam kesehatan manusia dan umur yang panjang sejak Revolusi Industri,"

Simak Video Menarik Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Turun 0,03 derajat celcius

Studi dari Prostiv dan rekannya muncul dalam jurnal eLife, yang mempelajari tren bersejarah dalam suhu tubuh. Dalam menguji hipotesesnya, mereka menalisis informasi dari 3 data set.

Data set pertama merupakan data yang diperoleh dari Union Army veterans of the Civil War pada 1862- 1930. Data set kedua berasal dari survei United States National Health dan Nutrition Examination pada 1971-1975, dan data set terakhir dari Stanford Translational Research Integrated Database Environment, yang berisi data dari orang-orang yang menerima layanan kesehatan melalui antara tahun 2007 dan 2017.

Secara keseluruhan, para ilmuwan memiliki akses ke 677.423 pengukuran suhu, yang mereka integrasikan, membentuk model perubahan dari waktu ke waktu, dengan suhu tubuh normal yang lebih dingin.

Beberapa temuan peneliti menunjukkan bahwa suhu tubuh pria saat ini rata-rata 0,59 derajat celcius lebih rendah daripada pria yang lahir di awal abad ke-19. Sedang wanita, suhu tubuhnya turun 0,32 derajat celcius dari tahun 1890-an hingga saat ini.

Hasilnya, analisis menemukan penurunan 0,03 derajat celcius pada suhu rata-rata setiap dekade.

Untuk memeriksa apakah penurunan suhu tubuh berasal dari kemajuan teknologi termometer, Protsiv dan tim melihat perubahan dalam data set. Hasil analisis dalam data set mencerminkan perubahan dalam data gabungan. "Temperatur kita bukanlah apa yang orang pikirkan," kata dr. Julie Parsonnet, seorang profesor kedokteran, health research, dan penulis penelitian ini.

"Apa yang dipelajari semua orang dewasa, yaitu suhu normal kita [37 ° C], salah," katanya.

 

Penulis: Lorenza Ferary

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.