Sukses

Alasan Seseorang Risih Dengan Suara Mengunyah

Risih terhadap suara mengunyah atau suara pemicu lainnya dapat dikatakan sebagai gangguan misophonia.

Liputan6.com, Jakarta Apakah kamu seseorang yang risih jika orang di sebelahmu mengunyah makanan sampai mengeluarkan suara yang mengganggu? Ternyata hal tersebut ada penjelasan ilmiahnya.

Dilansir dari Reader's Digest pada Rabu (15/1/2020), rasa risih terhadap suara seperti makan, mengunyah, bernapas keras, atau bahkah suara tombol pena, itu disebut dengan misophonia.

Meskipun para peneliti pertama kali menemukan istilah misophonia pada 2001, komunitas medis selalu meragukan legitimasi kondisi tersebut. Namun, berkat penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology baru-baru ini, mengatakan bahwa suara-suara yang ada bisa saja membuat orang menjadi risih.

Tim dari Universitas Newscastle di Inggris memeriksa pemindaian otak dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dari mereka yang misophonia ataupun bukan misophonia sambil memainkan berbagai suara. Suara netral (suara hujan dan suara air mendidih), suara yang tidak menyenangkan (suara tangisan bayi dan suara teriakan), dan suara pemicu (suara mengunyah dan suara napas yang kencang).

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hasil Temuan

Para peneliti kemudian mencatat perubahan signifikan dalam aktivitas otak penderita misophonia ketika mereka mendengarkan suara pemicu. Ternyata, mereka yang menderita misophonia memiliki perbedaan perkembangan di lobus frontal otak yang menyebabkan otak mereka bereaksi keras terhadap suara pemicu tersebut.

Tak hanya itu, suara pemicu bisa menyebabkan mereka menjadi berkeringat dan denyut jantung meningkat.

"Penelitian ini menunjukkan perubahan otak sebagai bukti lebih lanjut untuk meyakinkan komunitas medis bahwa ini adalah sebuah asli gangguan," kata Sukhbinder Kumar, salah satu anggota tim penelitian.

Penulis : Vina Muthi A.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini