Sukses

Menristek Apresiasi Perusahaan Farmasi yang Produksi Obat Modern Asli Indonesia

Menristek Bambang mengapresiasi perusahaan farmasi yang produksi Obat Modern Asli Indonesia.

Liputan6.com, Bekasi Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Bambang P.S Brodjonegoro mengapresiasi perusahaan farmasi yang memproduksi Obat Modern Asli Indonesia (OMAI). Salah satunya, apresiasi diberikan kepada Dexa Group dengan produk OMAI yang berdaya saing tinggi.

Produk OMAI menggunakan prinsip Research and Development (R&D) untuk pengembangan obat farmasi. R&D merupakan kegiatan penelitian, pengembangan, yang memiliki kepentingan komersial dengan riset ilmiah murni.

"Dengan R&D, produk OMAI kita bisa berdaya saing. Hal itu bukti kesungguhan lebih dari 200 peneliti yang ikut bekerja. Kami yakin daya saing Dexa Group terjaga dan menjadi contoh perusahaan farmasi lain," ujar Bambang saat konferensi pers di Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) Dexa Group, Cikarang, Bekasi, kemarin (8/1/2020).

"Kami mengapresiasi Dexa Group yang menjadikan R&D sebagai tolok ukur hukum proses pengembangan obat. Tidak mudah bisnis farmasi dan obat. Ini kan juga menyangkut nyawa manusia. Namanya juga obat. Butuh proses panjang sebelum mendapat izin edar."

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kurangi Ketergantungan Impor

Executive Director DLBS Raymond Tjandrawinata menerangkan, Obat Modern Asli Indonesia melalui proses pembuatan obat dengan penelitian secara modern. Bahan baku berasal dari tanaman dan hewan.

Contohnya, hasil produksi Dexa, yakni Inbumin, yang berbahan baku ikan gabus yang bermanfaat untuk membantu proses penyembuhan luka. Proses pembuatan dengan R&B dengan riset dan uji klinis. 

Tujuan dari R&D untuk mengurangi ketergantungan bahan baku obat impor. Yang didorong adalah penggunaan bahan baku tanaman dan hewan yang ada di Indonesia.

"Soal inovasi riset dan penggunaan teknologi untuk mendukung percepatan kemandirian bahan baku obat ada pada INPRES Nomor 6 Tahun 2016. Inpres itu gerakan mengurangi ketergantungan bahan baku impor," Bambang menekankan.

"Sehingga masih banyak upaya mencoba bahan baku obat lokal. Dexa bisa jadi contoh. Mereka mendorong produksi herbal atau obat asli Indonesia."  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.