Sukses

Perubahan Tidur Saat Sudah Menjadi Orangtua

Sebelum mempunyai anak, 68 persen orang yang disurvei bisa tidur lebih dari tujuh jam setiap hari.

Liputan6.com, Jakarta - Saat masih berdua, tidur bisa sesuka hati. Tidur tujuh jam dalam sehari sering tercapai. Namun, kondisi tersebut bakal berubah saat memiliki anak. 

Data baru dari Sleep Junkie mengungkapkan bahwa sebelum mempunyai anak, 68 persen orang yang disurvei bisa tidur lebih dari tujuh jam. 

Survei ini dilakukan pada orangtua dengan anak di bawah 18 bulan. Mereka mengajukan pertanyaan untuk mencari tahu seperti apa tahun pertama menjadi orangtua.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa orang tua baru tidur 5 sampai 6 jam setiap malam.

Rata-rata, setiap orangtua baru kehilangan waktu tidur 109 menit setiap malam selama tahun pertama setelah melahirkan.

Orangtua hanya menghabiskan 5 persen dari hari mereka untuk perawatan diri. Semua upaya tersebut dilakukan hanya untuk mencoba dan membuat sang anak tertidur. Lalu, 41 menit berkeliling untuk membuat bayi tertidur setara dengan mengemudi 20 mil setiap hari.

Meg Riley, editor Sleep Junkie mengatakan, "Cobalah dan tidur ketika bayi Anda tidur - meskipun mereka sering terbangun di malam hari, bayi yang baru lahir lebih banyak tidur di siang hari sehingga Anda harus ikut tidur ketika mereka melakukannya."

Ia juga menambahkan, semakin banyak energi yang dihabiskan untuk memikirkan seberapa sedikit tidur yang didapatkan, semakin buruk pula kualitas tidur yang akan didapatkan.

Ambil napas dalam-dalam, minum air atau kopi, dan jalani hari. Udara segar juga dapat memberikan kekuatan untuk malam tanpa tidur.

Jika hal tersebut terdengar mustahil, lakukan dengan sebaik mungkin dan yakinkan diri sendiri bahwa hal ini dapat berjalan dengan seharusnya. Riley menekankan bahwa ini hanya sebuah fase, dan akan segera berlalu.

Simak Video Menarik Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dampak dari Kurang Tidur

Tidak cukup waktu tidur dapat meningkatkan risiko kanker, diabetes, dan bahkan kecelakaan. Tak hanya orangtua, laporan American Academy of Sleep Medicine (AASM) mengatakan bahwa 1 dari 3 orang dewasa tidak memiliki waktu tidur yang cukup.

Kehilangan waktu tidur dapat merusak kemampuan tubuh untuk melawan penyakit. Para peneliti bahkan menemukan hubungan antara tidur dengan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, durasi tidur pendek,kurang dari 5 jam per malam dan durasi tidur panjang, 9 jam atau lebih per malam terbukti memiliki dampak negatif pada kesehatan jantung.

Secara khusus, peluang untuk terkena penyakit jantung koroner atau mengalami strok meningkat.

Dalam sebuah studi pada sekelompok orang antara usia 30 sampai 50 tahun tentang kebiasaan tidur dan kondisi kulit mereka, menunjukkan bahwa mereka yang kurang tidur memiliki garis-garis lebih halus, kerutan, warna kulit tidak merata, dan kulit yang tidak kencang.

Dengan melewatkan satu malam tidur juga dapat menyebabkan beberapa masalah dalam berpikir. Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Experimental Brain Research, sekelompok pria diberi tugas untuk diselesaikan. Tugas pertama selesai setelah tidur semalaman. Tugas selanjutnya selesai setelah melewatkan malam tidur.

Fungsi otak termasuk memori, pengambilan keputusan, penalaran, dan pemecahan masalah menjadi memburuk, begitu juga dengan kewaspadaan. Hal tersebut juga dapat membuat otak menjadi lebih pelupa karena tidur berdampak pada pembelajaran dan memori.

 

Penulis: Lorenza Ferary

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.