Sukses

BPJS Kesehatan dan IDI Bakal Beri Penghargaan pada Pelayanan Kesehatan yang Inovatif

BPJS Kesehatan dan PB IDI akan memberikan penghargaan bagi mereka yang memiliki inovasi terkait pelayanan kesehatan, khususnya yang menyokong program JKN-KIS

Liputan6.com, Jakarta BPJS Kesehatan bekerja sama dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mendorong adanya inovasi pelayanan kesehatan yang bisa diterapkan secara luas.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengatakan, mereka mengerti bahwa ada banyak pihak yang memiliki inovasi di bidang pelayanan kesehatan. Sehingga, diperlukan wadah untuk menguji apakah itu bisa diemplementasikan secara umum.

"Untuk itu, sebagai upaya empowerment baik itu tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, maupun masyarakat umum, PB IDI dan BPJS Kesehatan akan memberikan penghargaan terhadap inovasi yang mendukung perbaikan mutu dan kualitas program JKN-KIS," kata Fachmi di kantor IDI, Jakarta Pusat pada Selasa (17/12/2019).

Ketua Umum PB IDI Daeng M. Faqih mengatakan inovasi harus dibutuhkan untuk mengatasi kesenjangan teknologi dan penguasaan ilmu pengetahuan di Indonesia dan di luar negeri.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kerja Sama Tentukan Pelayanan Kesehatan Dasar

IDI sendiri bekerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk memperkuat kerja sama di bidang riset dan inovasi pelayanan kesehatan dalam rangka perbaikan dan kesinambungan program JKN-KIS.

Daeng mengatakan hal tersebut mereka lakukan untuk menentukan pelayanan kesehatan dasar yang bisa dicakup oleh JKN, berdasarkan temuan berbasis bukti.

Fachmi mengatakan, sesuai perundangan, program JKN-KIS menjamin kebutuhan dasar kesehatan. Namun, dalam implementasinya, perlu dilakukan kajian serta evaluasi berkala terkait layanan kesehatan dasar.

"Evaluasi ini harus berbasis evidence based dan riset. Kami harapkan melalui kerja sama dengan PB IDI akan memperkuat apa saja kebutuhan dasar tersebut," kata Fachmi.

Daeng mengatakan, selama ini, terkait pelayanan kesehatan, Indonesia masih mengikuti hasil evidence based yang sudah diteliti oleh negara lain.

"Kita mencoba agar evidence based kita punya sendiri. Karena kami yakin, pelayanan kesehatan itu meskipun secara universal sama, tapi ada hal-hal yang secara antropologis, biologis, itu sedikit agak berbeda," kata Daeng dalam sambutannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.