Sukses

Cek Fakta Kesehatan: Imunisasi Sebaiknya ke Dokter Spesialis Anak, Jangan ke Posyandu?

Ke mana Anda membawa anak imunisasi? Ke dokter atau posyandu? Percayakah Anda dengan kabar berikut? Cek fakta kesehatan tersebut di sini.

Liputan6.com, Jakarta - Tidak terhitung lagi berapa banyak omongan yang menakutkan seputar imunisasi dan vaksinasi yang membuat ibu-ibu takut.

Imunisasi adalah hak dari seorang anak. Orangtua berkewajiban melakukannya agar tubuh si Kecil 'kuat' dari serangan sejumlah penyakit menular yang berbahaya.

Namun, gara-gara berbagai kabar keliru yang beredar, banyak orangtua jadi berpikir ulang membawa anak pergi imunisasi dasar lengkap yang meliputi vaksin hepatitis B, basilus calmette Guerin atau BCG (cegah TBC), polio, campak, dan DPT (difteri, pertusis, tetanus).

Salah satu omongan yang didapat Health Liputan6.com dari grup WhatsApp berupa ajakan untuk imunisasi di dokter spesialis anak, bukan ke posyandu.

Hati2 ya ibu2 kalau imunisasi untuk bayi nya Lebih bagus la kita ke dokter keluar uang kita. dripda ke posyandu yg geratis2n. Anak saya paha nya bengkak bisulan bernanah. Di bilang dokter sepesialis anak akibat suntik kan nya tidak tepat. Alah hasil paha anak saya di belah dan mengeluarkan nanah dan darah sampai 1 gelas teh

"Hati-hati ya ibu-ibu. Kalau imunisasi untuk bayinya, lebih bagus kita ke dokter, keluar uang kita. Daripada ke Posyandu yang gratis-gratisan. Anak saya pahanya bengkak, bisulan, bernanah. Di bilang dokter spesialis anak akibat suntikannya tidak tepat. Alhasil, paha anak saya dibelah dan mengeluarkan nanah dan darah sampai satu gelas teh," begitu bunyi pesan yang beredar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tanggapan Dokter Soal Kabar Keliru Seputar Imunisasi dan Vaksinasi

Saat menghadiri sebuah diskusi mengenai pentingnya vaksinasi untuk traveller di Hotel Borobudur, Kawasan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat belum lama ini, tim Health Liputan6.com mengonfirmasi soal kabar ini ke Ketua Indonesia Influenza Foundation (IIF), Prof dr Cissy B Kartasasmita, SpA(K), PhD.

"Ini pernah saya baca di suatu forum tapi kemudian ada yang respons dan responsnya itu bagus," kata Cissy.

Menurut Cissy, baik bidan maupun perawat yang ada di posyandu sudah diajarkan menyuntik vaksin yang benar. Mereka pasti tahu bahwa tidak boleh asal suntik.

"Suntiknya itu harus di anterorateral (bagian depan dan bagian samping paha dan juga lengan) namanya. Kalau dia menyuntikkannya di situ dan kedalamannya cukup, enggak akan bernanah," katanya.

"Kecuali, kalau kurang dalam, kurang bersih atau kurang kurang steril kali ya maksudnya, itu bisa saja tapi kayaknya tidak mungkin ya," Cissy menekankan.

 

3 dari 4 halaman

Vaksinasi DTP

Apalagi di dalam prosedurnya, setiap pasien yang akan disuntik harus dioleskan alkohol terlebih dahulu, dan sesudahnya langsung ditutup menggunakan plester.

"Kalau vaksinasi influenza itu memang suntiknya tidak terlalu dalam. Kalau bangsanya muncul bisul itu biasanya DTP," kata Cissy menjelaskan.

DTP, lanjut Cissy, memang sering menyebabkan luka lantaran kurang dalam. Namun, kalau sampai menyebabkan infeksi bisa juga kemungkinannya karena ibunya yang kurang bersih.

"Misal, karena takut kenapa-kenapa, plester si anak enggak dibuka-buka. Atau pas dibuka anaknya garuk-garuk. Jadi, memang bisa saja terjadi seperti itu (bernanah atau berdarah) tapi itu bukan penyebab dari vaksinnya," Cissy menekannya.

 

4 dari 4 halaman

Bukan Vaksin Penyebab Anak jadi Sakit

Cissy menjelaskan bahwa virus atau apa pun tidak bisa masuk ke dalam tubuh kita, termasuk menyerang saluran pernapasan selama berperilaku hidup bersih.

Saluran pernapasan, misalkan, yang di dalamnya juga terdapat mekanisme pertahanan yang mampu menghalang virus untuk masuk.

"Namun, kalau kita itu lagi drop dan daya tahannya kurang, virus masuk. Kalau virus yang masuk lebih banyak daripada kekuatan kita, tentu dia menjadi sakit. Dan, itu keseimbangan alam," katanya.

"Nah, habis vaksin daya tahan lemah, tidak benar itu," tutur Cissy. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.