Sukses

Diabetes, Penyakit yang Habiskan Dana JKN Terbesar

Penghabis dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) selama ini sebenarnya adalah diabetes

Liputan6.com, Badung Ketua Center for Health Economics and Policy Studies-Universitas Indonesia (CHEPS-UI), Prof Budi Hidayat S.KM., MPPM., PhD menyebut bahwa sebenarnya diabetes adalah penyakit yang menghabiskan dana Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS Kesehatan paling besar.

Sayangnya, hal tersebut tidak pernah disadari. Malah terkesan yang menghabiskan dana JKN adalah strok, penyakit jantung, dan gagal ginjal. Padahal, lanjut Budi, ketiga penyakit tersebut merupakan komplikasi dari diabetes yang tidak terkontrol.

Menurut Budi, 73 persen pengidap diabetes di Indonesia tidak sadar bahwa dirinya mengidap diabetes mellitus (DM). Mereka baru menyadari empat atau enam tahun ke depan, yang sayangnya sudah mengalami komplikasi seperti stroke, penyakit jantung, dan gagal ginjal.

"Karena ini, jadinya terkesan penyakit-penyakit itu yang menghabiskan dana JKN. Sebenarnya, tidak. Jadi, kita harus stop hulunya," kata Budi.

Hal tersebut disampaikan Budi dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Indonesian Health Economic Association (InaHEA) ke-6 di Bali Nusa Dua Convention Center, Kabupaten Badung, Bali pada Rabu, 6 Oktober 2019.

 

 

Simak Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Komplikasi Diabetes

Lebih lanjut, studi dari CHEPS UI menemukan bahwa dari 1.658 pasien DM tipe 2 yang disurvei, 66 persen komplikasinya berupa mikrovaskular seperti netrofati dan retinopati, dan 22 persennya adalah makrovaskular (strokedan kardiovaskular).

Rata-rata komplikasi tersebut muncul empat tahun setelah pasien didiagnosis. Budi pun menyayangkan bahwa selama ini penyakit-penyakit ini yang dituduh menghabiskan dana JKN.

"Diabetes tidak pernah disebut. Padahal, inilah biang keroknya. Kalau pemerintah betul-betul serius menurunkan penyakit tidak menular, stop dari hulu ke hilir," katanya.

"Artinya, meliputi primary prevention yang fokusnya mencegah jadi diabetes dan secondary prevention yang fokusnya mencegah terjadinya komplikasi pada diabetes," Budi melanjutkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.