Sukses

Hal yang Diperjuangkan Pengidap Kanker Payudara HER2-Positif

Hal-hal yang diperjuangkan pengidap kanker payudara HER2-Positif, khususnya trastuzumab.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, mengungkap hal-hal yang diperjuangkan dan disuarakan pengidap kanker payudara HER2-Positif, khususnya trastuzumab. Trastuzumab adalah obat untuk menghentikan pembelahan dan pertumbuhan sel kanker HER2-Positif.

Tatkala trastuzumab sempat dihentikan penjaminannya oleh BPJS Kesehatan pada 2018, pengidap kanker payudara HER2-Positif merasa kesulitan. Ini karena obat tersebut harganya mahal.

"Saya ini penyintas kanker payudara HER2-Positif. Pada 2018 lalu, kami kesulitan memeroleh obat trastuzumab. Karena obat ini tidak lagi masuk jenisobat yang dijamin BPJS Kesehatan," kata Lestari dalam acara diskusi "Pentingnya Akses Pelayanan Pengobatan Berkualitas bagi Pasien Kanker Payudara HER2-Positif" di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa (29/10/2019).

"Beberapa kawan berjuang melakukan advokasi. Dan, akhirnya trastuzumab kembali dijamin BPJS Kesehatan," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tata Kelola Pemberian Obat

Yang perlu diketahui tentang kanker payudara HER2-Positif adalah jenisnya yang agresif. Pemberian obat trastuzumab hanya diberikan pada pasien dalam kondisi stadium awal. Keberhasilan pengobatan lebih besar dibanding pada kondisi stadium lanjut.

"Ini menjadi perjuangan ya. Perlu perhatian dan perubahan tata kelola pemberian obat trastuzumab. Karena 20 sampai 25 persen penderita kanker payudara itu jenisnya HER2-Positif," Lestari melanjutkan.

 

3 dari 3 halaman

Deteksi Dini Kanker

Hal yang harus diperjuangkan juga dari gerakan deteksi dini kanker payudara. Jika ada benjolan, segera periksa ke dokter. Apakah benjolan itu tumor jinak atau ganas.

"Kita harus mulai sadar deteksi dini. Apabila deteksi dini dilakukan secara awal dan pemberian obat diberikan segera, kita bisa menyelamatkan nyawa lebih banyak," Lestari menambahkan.

"Berapa banyak biaya yang jauh bisa dihemat kalau deteksi dini dilakukan pada saat masih stadium awal. Jadi, tingkat keberhasilan pengobatan juga jauh lebih tinggi."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.