Sukses

Suhu Udara Meningkat, Bolehkan Minum Air Es Usai Panas-Panasan?

Ini suhu air es yang pas usai di luar terkena cuaca panas.

Liputan6.com, Jakarta Meneguk air es usai panas-panasan di tengah cuaca panas dan terik akhir-akhir ini rasanya bisa melegakan tenggorokan dan mendinginkan badan. Namun, bahaya tidak ya bila minum air es usai terpapar teriknya sinar matahari?

"Boleh saja, tidak masalah," kata Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG) dokter Diana Sunardi SpGK. 

Meski begitu, Diana menyarankan agar minum air es yang diteguk tidak terlalu dingin. Sehingga tidak jauh berbeda dengan suhu tubuh, "Alias cukup 'cool'," sarannya dalam pesan teks ke Liputan6.com ditulis Rabu (23/10/2019).

Air dengan suhu cool cenderung mampu menyegarkan tubuh lebih cepat dibanding suhu hangat.

Di kesempatan yang berbeda, Diana juga pernah menerangkan risiko bila minum air yang terlalu dingin. "Kalau air yang sangat dingin, hal itu malah menyebabkan kram di perut," kata Diana saat itu.

Sementara bila minum air hangat, bakal terjadi peningkatan pergerakan pada usus. Lalu, bila ada rasa begah hal itu akan hilang. Tak jarang diikuti dengan buang angin tapi tidak membuat peningkatan metabolisme tubuh.

Saksikan juga video menarik berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyebab Cuaca Panas Akhir-Akhir Ini

Suhu udara yang lebih panas ini menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terjadi karena posisi semu matahari yang berada di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan. Mencakup Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan sebagainya.

"Berdasarkan persebaran suhu panas yang dominan berada di selatan Khatulistiwa, hal ini erat kaitannya dengan gerak semu Matahari," kata Deputi Bidang Meteorologi R Mulyono R Prabowo seperti dikutip dari Antara, Selasa (22/10/2019).

Pada Oktober, posisi semu matahari akan berada di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan, yaitu Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan sebagainya.

Kondisi ini menyebabkan radiasi matahari yang diterima oleh permukaan Bumi di wilayah tersebut relatif menjadi lebih banyak, sehingga akan meningkatkan suhu udara pada siang hari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.