Sukses

Hari Pangan Sedunia 2019: Atasi Stunting dengan Obor Pangan Lestari

Hari Pangan Sedunia 2019 yang jatuh setiap tanggal 16 Oktober ikut menyoroti upaya atasi stunting.

Liputan6.com, Jakarta Hari Pangan Sedunia 2019 yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober ikut menyoroti penanganan masalah stunting di Tanah Air. Salah satu cara menangani stunting melalui program pangan bernama Obor Pangan Lestari (Opal) yang dibesut Kementerian Pertanian RI pada 2019.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 Kementerian Kesehatan, 30,8 persen anak tergolong stunting (kekerdilan); 10,2 persen anak-anak di bawah lima tahun kurus, serta 8 persen mengalami obesitas.

“Program ini mendorong pemenuhan kebutuhan pangan nasional pada skala terkecil rumah tangga dengan nama Obor Pangan Lestari (Opal)," tegas Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Rabu (16/10/2019). 

Opal juga dirancang meningkatkan kualitas konsumsi masyarakat, pendapatan rumah tangga, akses pangan keluarga, konservasi sumber daya genetik lokal (tanaman pangan), dan mengurangi jejak karbon serta emisi gas pencemar udara.

 

 

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengembangan Pertanian Berkelanjutan

Dari buku Panduan Obor Pangan Lestari (Opal), yang diterbitkan Kementerian Pertanian konsep opal mulai dari pemanfaatan lahan di sekitar area perkantoran pemerintah. Seperti Unit Kerja Eselon I lingkup Kementerian Pertanian, Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Kementerian Pertanian, dan Dinas Provinsi dan Kabupaten/Kota. 

Pemanfaatan dengan membudidayakan berbagai jenis tanaman pangan, hortikultura dan ternak unggas sebagai sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Selanjutnya, Opal terus dikembangkan menjadi gerakan nasional, yang mana menjadikan lahan pekarangan masyarakat ditanami berbagai sumber pangan.

Lewat Opal gizi keluarga bisa meningkat, selain itu pangan yang dikonsumsi pun sehat dan terjaga kebersihannya. Pendekatan Opal dilakukan melalui pengembangan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) dan pemanfaatan sumber daya lokal (local wisdom).

"Opal memiliki kerangka jangka panjang untuk meningkatkan penyediaan sumber pangan keluarga yang Beragam, Seimbang, dan Aman (B2SA),” Boga menambahkan. 

Sebagai contoh, masyarakat bisa menanam sayuran (kangkung, seledri) dan buah-buahan (jeruk, jambu) di rumah masing-masing. Cara penanaman bisa berupa hidroponik (budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah), tabulampot (tanaman buah dalam pot), dan merambat. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.