Sukses

Bentuknya Seperti Tumor, Labu Buruk Rupa Diminati Jelang Halloween

Kini, labu dengan bentuk "buruk rupa" justru lebih diminati masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta Di negara-negara Barat, labu identik dengan perayaan Halloween pada akhir Oktober. Labu-labu besar dengan bulat sempurna paling dicari saat perayaan Halloween. Tapi kini, labu dengan bentuk "buruk rupa" justru lebih diminati masyarakat.

Orang-orang dengan bangga memamerkan labu dengan permukaan kulit tidak rata atau benjolan-benjolan kehijauan atau cokelat menyerupai tumor di Instagram.

"Semua orang ingin bentuk-bentuk yang aneh," ujar Tim Stanton, pemilik perkebunan Stanton's Feura Farm. Stanton telah menanam 21 jenis labu di kebunnya.

Menurut Stanton, ada varietas lain yang tengah dikembangkannya. Jenis labu itu disebut lunch lady. "Itu adalah labu berbentuk paling jelek yang pernah Anda lihat seumur hidup," ujarnya, melansir laman New York Post.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Labu Berkutil Dianggap Cocok untuk Halloween

Profesor bidang hortikultura Stephen Reiners dari Cornell University mengatakan, budidaya yang dilakukan telah menghasilkan varietas liar karena publik selalu mencari tumbuhan yang berbeda.

"Tiga puluh tahun lalu, kita hanya sesekali melihat tumbuhan yang bentuknya aneh. Biasanya hal itu terkait dengan virus tanaman," ujar Reiners. "Dan tak ada yang mau tanaman tersebut," lanjutnya.

Saat ini, tumbuhan dengan bentuk-bentuk anehlah yang diminati. Orang-orang di AS rela mencari-cari bentuk labu unik demi perayaan Halloween. Dan labu berbentuk tak keruan di pusat belanja Union Square diincar warga.

"Bentuknya benar-benar mengerikan," ucap Matt Stromberg, warga Manhattan.

Banyak warga lain yang juga sepakat bahwa labu dengan bintil-bintil serupa kutil sangat cocok untuk hiasan Halloween. Itu karena para penyihir selalu digambarkan memiliki kutil di wajah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.