Sukses

Bukan Berpotensi seperti Joker, ODGJ Lebih Rentan jadi Korban Kekerasan

Ketimbang jadi penjahat seperti Joker, nyatanya orang dengan gangguan jiwa lebih rentan menjadi korban kekerasan

Liputan6.com, Jakarta - Jika usai nonton film Joker Anda berpikir bahwa seseorang dengan gangguan jiwa bisa menjadi seorang pembunuh kejam, buang jauh-jauh stigma semacam itu. Faktanya, di Indonesia, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) lebih rentan menjadi korban dari kekerasan.

"Masyarakat jangan berpendapat bahwa orang dengan gangguan jiwa ini adalah orang yang berbahaya dan berpotensi menjadi penjahat seperti Joker, itu sama sekali keliru," kata Yeni Rosa Damayanti, Ketua Perhimpunan Jiwa Sehat Indonesia pada Health Liputan6.com.

Ditemui usai pertemuan dengan BPJS Kesehatan di Jakarta, Jumat (10/11/0219), Yeni mengatakan bahwa meski ODGJ sedang tidak mengonsumsi obat-obatan, belum tentu dia akan melakukan tindakan kekerasan.

"Karena orang dengan gangguan jiwa itu kecenderungannya lebih rentan menjadi korban tindakan kekerasan daripada pelaku kekerasan," kata Yeni.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lebih Rentan jadi Korban

Yeni mengungkapkan bahwa sebuah penelitian sederhana pada para pasien di beberapa rumah sakit jiwa di Indonesia, menemukan bahwa hampir semua responden pernah mengalami tindakan kekerasan.

"Mereka merinci, diolok-olok, dilempar batu. Ini untuk membuktikan bahwa dalam penelitian yang dilakukan oleh psikiater ini, hampir semua pasien menyatakan mereka pernah menjadi korban dari berbagai tindak diskriminasi," ujar wanita yang merupakan seorang aktivis di orde baru ini.

Bahkan, meskipun sedang tidak minum obat pun, ODGJ lebih rentan menyakiti dirinya sendiri ketimbang orang lain.

"Kalaupun ada yang merugikan orang lain, jumlahnya sangat kecil. Seperti yang saya katakan tadi, jauh lebih besar kemungkinannya untuk jadi korban kekerasan daripada menjadi pelaku kekerasan."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.