Sukses

Usai Kerusuhan Wamena, Kemenkes Beri Pendampingan Mental Bagi Korban

Kementerian Kesehatan telah menyiapkan pendampingan mental, termasuk untuk trauma healing bagi para korban terdampak kerusuhan Wamena, Papua.

Liputan6.com, Jakarta Setiap konflik besar tidak hanya memakan korban fisik, tapi juga secara mental. Tidak terkecuali kerusuhan yang baru-baru ini terjadi di Wamena, Papua.

Maka dari itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa mereka telah mengirimkan tim kesehatan mental yang bertugas mendampingi masyarakat yang mengalami trauma akibat kejadian kerusuhan beberapa waktu lalu.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono mengatakan bahwa Direktorat Kesehatan Jiwa dan Napza akan memfokuskan pendampingan pada korban yang berada di Wamena, serta keluarga korban yang ada di masyarakat.

"Jadi kami memberikan pelayanan bukan hanya mereka yang sakit atau dirawat tapi sekaligus kepada masyarakat yang mengalami, menyaksikan, dan melihat tetapi memang tidak memerlukan perawatan kesehatan secara fisik," kata Anung di Gedung Kemenkes, Jakarta, ditulis Rabu (2/10/2019).

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sudah Jadi Prosedur Tetap

Dalam konferensi pers yang berlangsung Senin lalu, Kemenkes menyatakan bahwa tim kesehatan akan diberangkatkan sejak Senin malam hingga hari Kamis esok. Anung mengatakan, penguatan di komunitas dan institusi seperti sekolah akan dilakukan secara bertahap oleh tim kesehatan mental Kemenkes.

Dalam kesempatan yang sama, Nila F. Moeloek menyatakan bahwa sudah menjadi prosedur tetap (protap) bagi mereka untuk memberikan pendampingan mental bagi masyarakat yang terdampak bencana serta kerusuhan.

"Memang kami tata cara penanganan baik di bencana atau kejadian seperti ini, pertama kami menolong yang dalam keadaan gawat darurat," kata Nila.

Kemudian, di tempat pengungsian, Kemenkes bekerja sama dengan pihak terkait, untuk menjaga kesehatan masyarakat di situ agar mereka terhindar dari penyakit serta pendampingan trauma healing.

"Memang ini sudah protap-nya dalam tolong menolong satu bencana. Pertama yang akut, kedua baru yang keadaannya kronis," kata Nila menjelaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.