Sukses

Saat Hamil, Partikel Polusi Udara Bisa Terkumpul dalam Plasenta

Dalam sebuah studi, ibu yang terpapar polusi udara memiliki kumpulan partikel polusi udara dalam plasenta pada bayi dalam kandungannya

Liputan6.com, Jakarta Polusi udara selama ini memang dianggap bisa berbahaya bagi ibu hamil. Sebuah studi terbaru bahkan menemukan zat-zat berbahaya bisa melakukan 'perjalanan' melewati paru hingga mencapai plasenta yang menjaga janin.

Para peneliti di Belgia mencoba mencari tahu apa yang membuat polusi udara begitu berbahaya bagi ibu hamil bahkan bisa berpengaruh pada kelahiran bayi.

Dalam sebuah studi pada 28 ibu baru, mereka menemukan bahwa partikel berupa karbon hitam polusi udara terkumpul di daerah plasenta yang sangat dekat dengan janin. Padahal, plasenta memberi nutrisi pada janin yang sedang berkembang dan memblokir zat-zat yang merusak aliran darah ibu.

Dilansir dari New York Post pada Jumat (27/9/2019), para peneliti melihat bahwa semakin tinggi paparan polusi, semakin banyak partikel yang ada di plasenta.

"Karena organ janin sedang dalam pengembangan penuh, inilah yang mungkin memiliki beberapa risiko kesehatan," kata penulis senior studi dan pakar lingkungan dan kesehatan masyarakat, Tim Nawrot.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bahaya Polusi Udara Bagi Ibu Hamil

Studi yang dimuat dalam jurnal Nature Communication ini sendiri menggunakan sebuah cara pemindaian khusus yang dikembangkan oleh para penelitinya.

Walau begitu, menurut Dr Yoel Sadovsky dari University of Pittsburgh Medical Center, Amerika Serikat, yang seorang pakar plasenta, studi ini masih terlalu kecil untuk menyimpulkan bahwa partikel dalam plasenta bisa mencapai janin dan berpengaruh pada efek kesehatan bayi.

Namun, tetap saja studi ini membuktikan adanya bahaya dari polusi udara bagi ibu hamil.

"Pertanyaannya selanjutnya adalah berapa banyak partikel karbon hitam yang bisa menyebabkan kerusakan," kata Sadovsky.

Adapun, Nawrot bersama dengan timnya sedang melakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari tahu lebih banyak temuan lagi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.