Sukses

Waktu Terbaik untuk Cek Tekanan Darah di Rumah

Diagnosis hipertensi ternyata bisa dilihat dari pengukuran tekanan darah di rumah sebelum dibawa ke klinik. Bagaimana caranya?

Liputan6.com, Jakarta Penyakit hipertensi tidak bisa didiagnosis hanya dengan satu kali pengukuran tekanan darah. Selain melakukan cek di klinik, seseorang harus terlebih dulu melihat tensi dengan mengukurnya secara mandiri.

Menurut Yuda Turana, dokter spesialis saraf dan anggota dewan pembina Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, bila ada mencurigai apakah terkena hipertensi atau tidak, ada beberapa cara untuk mengukur tekanan darah di rumah.

"Kalau untuk diagnosis, sebaiknya diukur sampai 10 hari, di mana pengukuran hari pertama itu diabaikan," kata Yuda dalam temu media di Jakarta beberapa waktu yang lalu, ditulis Senin (23/9/2019).

Untuk waktu pengukuran, lakukan di pagi sekitar setengah jam setelah bangun tidur, serta usai buang air kecil atau sebelum mengonsumsi obat. Selain itu cek juga pada malam hari sebelum tidur.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lakukan Dengan Posisi Duduk

Untuk pengukuran tekanan darah Yuda juga menyarankan agar aktivitas ini dilakukan dengan posisi duduk.

"Diukur dalam posisi duduk. Sebaiknya lakukan dua sampai tiga kali sekali pengukuran. Di pagi dan di malam sebelum tidur yang dilakukan sama," ujar Dekan Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya, Jakarta ini.

"Dilihat selama tujuh sampai 10 hari. Kalau kurang atau sama dengan 135 itu bukan, tapi kalau lebih dari itu bisa berarti hipertensi."

Untuk risiko tinggi terhadap kejadian kardiovaskular sendiri bisa meningkat ketika rata-rata pengukuran tekanan darah di rumah pada pagi dam malam hari memperlihatkan tekanan darah sistolik di atas 145 mmHg dan jika tekanan darah di klinik di atas 150 mmHg.

Di sisi lain, bagi mereka yang sudah memiliki kondisi hipertensi haruslah secara rutin memantau tekanan darah agar kondisi tersebut tidak berkembang menjadi penyakit yang lebih mematikan seperti stroke.

"Kalau tujuan pengobatan tentu tergantung seberapa terkontrol tekanan darahnya. Ada yang mungkin mau setiap hari silahkan, kalau tidak sempat ya tiga kali seminggu," kata Yuda menjelaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.