Sukses

Bos Bappenas Imbau BKKBN Ubah Jargon Dua Anak Cukup Agar Stunting Berkurang

Menurut Menteri Bambang Brodjonegoro, banyak anak semakin memperbesar risiko terjadinya stunting. Anak tidak mengalami pertumbuhan yang optimal, malah akan bertubuh kerdil.

Liputan6.com, Pangkalpinang - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro mengimbau agar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengubah jargon 'Dua Anak Cukup' dengan 'Dua Anak Ideal'.

Dalam Sarasehan Nasional Pembangunan Berwawasan Kependudukan di The Gale-Gale Ballroom, Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Jumat, 13 September 2019, di hadapan Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, Bambang mengatakan bahwa BKKBN harus mulai menyusun strategi.

Sehingga, tidak lagi sebatas dua anak cukup, tetapi harus dipastikan juga bahwa anak-anak yang dilahirkan itu bisa menjadi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

"Ya, ini hanya bukan urusan BKKBN saja sebenarnya, tapi banyak pihak," kata bos Bappenas ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Arti dari Jargon Dua Anak Ideal dari Bos Bappenas

Menurut Bambang, jargon 'Dua Anak Ideal' memiliki arti supaya masyarakat Indonesia tetap memiliki keinginan menikah dan memiliki anak. Dan, bila berkeinginan memiliki anak lebih dari satu boleh-boleh saja, asal jangan lebih dari dua.

"Anaknya kalau mau lebih dari satu, ya dua. Tetapi kalau bisa jangan lebih dari dua," Menteri Bambang mengingatkan.

Orang dulu ingin memiliki anak lebih dari satu lantaran mempercayai pepatah 'banyak anak banyak rezeki'. Disinggung soal itu, Menteri Bambang mengatakan,"Kalau kita lihat dari TFR (total fertility rate), itu sudah tidak (berlaku) lagi."

Bambang tidak memungkiri bahwa kondisi itu masih terjadi di beberapa tempat di Indonesia. Tetapi Bappenas melihat, di tempat yang angka TFR-nya masih tinggi, jumlah anak semakin memperbesar risiko terjadinya stunting.

"Stuntingnya juga tinggi ternyata," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Jumlah Anak Memperbesar Risiko Stunting

Kalau stunting sampai terjadi, lanjut Bambang, akibatnya hanya bisa dikurangi tetapi tidak akan membuat generasi yang produktif dan berprestasi tinggi.

Oleh sebab itu, pencegahan dari kondisi ini harus segera dilakukan sejak pasangan suami istri merencanakan membina biduk rumah tangga, dan melahirkan buah hati tercinta.

"Kita perlu memberikan penyadaran bahwa jumlah anak tetap harus dikendalikan supaya stunting bisa diturunkan," kata Bambang menekankan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini