Sukses

Jantung Babi Diprediksi Bisa Didonorkan ke Manusia

Praktik transplantasi antar spesies diklaim mampu menjadi solusi agar donor organ tubuh tetap terpenuhi

Liputan6.com, Jakarta Ahli bedah di Inggris memprediksi jantung babi akan bisa digunakan untuk dicangkokkan pada manusia dalam tiga tahun mendatang. Cara ini dianggap mampu mengatasi masalah dalam kekurangan donor organ.

Sir Terence English, ilmuwan yang sukses melakukan transplantasi jantung pertama kalinya di Inggris 40 tahun lalu, percaya bahwa xenotransplantasi (transplantasi organ atau jaringan dari satu spesies ke spesies lain), bisa menjadi langkah besar dalam bidang medis.

"Jika hasil xenotransplantasi dengan ginjal babi pada manusia memuaskan, maka kemungkinan jantungnya bisa digunakan untuk efek yang lebih baik pada manusia dalam beberapa tahun," kata English pada Sunday Telegraph, seperti dikutip dari LAD Bible pada Kamis (12/9/2019).

"Jika itu bekerja dengan ginjal, itu akan bekerja dengan hati. Ini akan mengubah isu," tambahnya.

English menjelaskan bahwa cara ini bisa membantu mengurangi daftar tunggu donor. Hal tersebut karena selama ini di Inggris, permintaan donor organ transplantasi lebih besar daripada persediaan.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Modifikasi Gen pada Organ Babi

English tidak menampik jika akan ada aktivis hewan yang mengatakan bahwa praktik ini merupakan pelanggaran pada hak-hak hewan.

"Namun jika kamu bisa menyelamatkan hidup, bukankah itu sedikit lebih baik?" ujarnya.

Penelitian terkait penggunaan organ babi pada manusia juga dilakukan ahli genetika George Church dari Harvard University, sekaligus pendiri eGenesis. Dia mengerjakan penelitian agar organ babi bisa beradaptasi dan cocok pada pasien manusia.

Church dan rekan-rekannya menggunakan teknik penyuntingan gen CRISPR untuk memodifikasi organ babi agar penolakan dari tubuh manusia berkurang. Nantinya, sebelum diuji pada manusia, mereka akan lebih dahulu melakukan percobaan pada hewan lain seperti monyet.

"Kami akan mendapat kesulitan menempatkan organ modifikasi pada manusia, sampai itu diuji pada hewan yang lebih besar," kata James Markamnn, penasehat eGenesis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.