Sukses

Mantan Perokok Lebih Rentan Alami Depresi

Studi di Amerika Serikat mengungkapkan ada korelasi antara mantan perokok dengan depresi.

Liputan6.com, Jakarta Studi terbaru menunjukkan korelasi antara mantan perokok cenderung dengan kondisi depresi atau mengganti rokok dengan kebiasaan buruk lain.

Dalam American Journal of Preventive Medicine disebutkan bahwa mantan perokok lebih mungkin mengalami depresi. Selain itu, mantan perokok juga rentan menggunakan ganja dan minum alkohol secara berlebihan.

Selama penelitian, tingkat depresi di antara mantan perokok naik dari 4,88 persen menjadi 6,04 persen. Dalam periode yang sama, kebasaan menenggak minuman keras juga meningkat dari 17,22 menjadi 22,33 persen. Begitupun dengan penggunaan ganja yang meningkat dua kali lipat.

Dilansir dari Medical News Today, peneliti mengingatkan juga bahwa korelasi tidak sama dengan sebab akibat. Artinya bukan berarti berhenti merokok dapat menyebabkan depresi, meningkatkan kemungkinan konsumsi ganja, dan pesta minuman keras.

Saksikan juga video berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berhenti Merokok dan Depresi

Nikotin adalah alasan utama depresi setelah berhenti merokok. Ketika Anda menggunakan nikotin secara teratur, tubuh dan otak Anda menjadi ketergantungan karena adanya efek pelepasan dopamin yang memberikan rasa nyaman.

Setelah seseorang berhenti merokok, dopamin yang dilepaskan lebih sedikit, tubuh bereaksi dengan suasana hati yang rendah dan perasaan tertekan. Hal ini yang menyebabkan mantan perokok merasa hampa untuk sementara waktu seperti dikutip laman Very Well Mind.

Bagaimana mengatasinya?

Berhenti merokok adalah perubahan besar pada gaya hidup, dan Anda pasti akan memiliki reaksi tertentu baik secara emosional maupun fisik. Berikut beberapa cara yang dapat Anda coba setelah berhenti merokok:

1. Pergi ke luar dan menikmati udara segar. Anda juga bisa berolahraga untuk melepaskan endorfin di otak, yang dikenal bisa memperbaiki suasana hati.

2. Habiskan waktu bersama orang-orang yang membuat Anda merasa lebih baik.

3. Singkirkan diri dari pola pikir negatif yang seringkali mengubah apa yang Anda lakukan.

4. Tetapkan tujuan atau pencapaian yang ingin Anda lakukan dengan realistis.

 

Penulis: Diviya Agatha

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.