Sukses

WHO: Layanan Kesehatan yang Berfokus pada Nutrisi Selamatkan 3,7 Juta Nyawa di 2025

WHO menegaskan pentingnya pemenuhan nutrisi secara optimal pada setiap tahap kehidupan seseorang

Liputan6.com, Jakarta Layanan kesehatan yang berfokus untuk memastikan seseorang mendapatkan nutrisi secara optimal pada tiap tahap kehidupan, mampu menyelamatkan nyawa hingga 3,7 juta jiwa di tahun 2025.

Hal ini dinyatakan oleh Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) dalam laporan terbarunya.

"Untuk memberikan layanan kesehatan yang berkualitas dan mencapai cakupan kesehatan semesta, nutrisi harus diposisikan sebagai salah satu landasan paket kesehatan esensial," kata Dr. Naoko Yamamoto, Asisten Direktur Jenderal WHO.

Dalam pernyataan resminya di laman WHO, dikutip Kamis (5/9/2019), Yamamoto mengatakan bahwa lingkungan makanan yang baik, memungkinkan semua orang bisa mengonsumsi makanan yang sehat.

Dalam sebuah laporan terbaru WHO bertajuk "Essential Nutrition Actions: mainstreaming nutrition throughout the life course" organisasi kesehatan itu mengatakan bahwa paket kesehatan dasar perlu di seluruh lini, perlu mengandung komponen gizi yang kuat.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rekomendasi Intervensi dari WHO

WHO juga meminta agar negara-negara dunia memutuskan intervensi mana yang paling mendukung kebijakan, strategi, dan rencana kesehatan nasional.

Beberapa intervensi utama yang disarankan WHO antara lain: penyediaan suplemen zat besi dan asam folat dalam perawatan antenatal; menunda penjepitan tali pusat untuk memastikan bayi menerima nutrisi penting; mempromosikan, melindungi, dan mendukung kegiatan menyusui; dan memberikan saran tentang diet seperti pembatasan asupan gula serta garam pada dewasa dan anak-anak.

Dalam laporan WHO, dunia memang telah mengalami penurunan angka stunting dari 1990 hingga 2018. Setidaknya, kondisi ini pada anak di bawah 5 tahun menurun dari 252,5 juta anak menjadi 149 juta anak.

Meski begitu, obesitas pada anak masih meningkat. Sejak 1990 dan 2018, prevalensi anak kelebihan berat badan meningkat dari 4,8 persen menjadi 5,9 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.