Sukses

Sudah Pensiun Jadi Insinyur, Pria Rusia Baru Sadar Hidup dengan Otak Setengah

Pria 60 tahun ini dilarikan ke rumah sakit karena terkena stroke, namun pemindaian menunjukkan bahwa dia hanya punya setengah belahan otak

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria di Rusia tidak sadar bahwa selama ini, dirinya hidup hanya dengan setengah bagian otak. Kejadian tersebut jelas membuat kaget para dokter.

Uniknya, kondisi pensiunan insinyur ini seakan tidak membuatnya terganggu. Dia malah hidup mapan dan diketahui sudah pernah bertugas di angkatan bersenjata, meraih gelar sarjana, hingga membesarkan keluarganya.

Pria 60 tahun yang disembunyikan identitasnya tersebut dilaporkan memiliki hanya satu belahan otak kiri. Pemindaian menunjukkan bahwa ada sebuah 'lubang hitam' yang seharusnya diisi dengan belahan otak kanan.

"Pria itu awalnya dirawat di sebuah klinik di selatan wilayah Moskow karena serangan iskemik," salah satu ahli saraf yang menangani kasus itu bercerita, seperti dikutip dari LAD Bible pada Jumat (6/9/2019).

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Membuat Dokter Kebingungan

Namun, para dokter menemukan bahwa stroke yang dialami pria itu janggal. Dia mengalami kegagalan sirkulasi darah di otak, bukan karena bagian otak yang rusak permanen. Selain itu, pria itu juga memiliki masalah dengan pergerakan di satu lengan dan kaki.

Ahli radiologi lalu memeriksa isi kepalanya dan sempat bingung. Bagian otak dari pria itu, di mana seharusnya serangan iskemik terjadi, tidak ada sama sekali.

"Alih-alih, di sisi kiri gambar otak di komputer ada 'lubang hitam,'" katanya.

3 dari 3 halaman

Kegagalan Pembentukan saat Dalam Kandungan

Pria ini menolak para dokter melakukan tes lebih lanjut pada dirinya. Dia menjelaskan pada mereka bahwa hidupnya selama ini baik-baik saja dan tidak perlu dikhawatirkan.

"Sekarang saya tidak ingin popularitas apapun," kata pria yang besar di era Soviet itu. Dia juga mengatakan tidak memiliki masalah fisik maupun mental di masa kanak-kanaknya.

Dokter saraf Marina Anikina mengatakan bahwa kemungkinan hal ini disebabkan karena kegagalan perkembangan otak yang terjadi di tahap awal kehamilan, yang bisa terjadi di dalam embrio. Namun, secara intelektual, seseorang dengan kondisi ini mungkin akan baik-baik saja.

"Tetapi hampir selalu mereka memiliki masalah dengan bergerak," kata Anikina.

Biasanya, proses semacam itu akan berakhir dengan keguguran pada ibu hamil. Namun, pria ini tampaknya cukup beruntung ketika dia dilahirkan 60 tahun yang lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.