Sukses

Lupa Bawa Ganti, Wanita Ini Cuci Celana Dalam Bekas Haid di Ketel Hotel

Bakteri yang ada dalam air bekas cucian celana dalam, mungkin saja bertahan dan berkembang jadi lebih tahan panas

Liputan6.com, Jakarta Karena tidak membawa celana dalam saat bepergian, seorang wanita memutuskan mencuci pakaian dalam bekas yang ia gunakan sebelumnya di ketel hotel. Yang lebih parah, dia baru saja mengalami haid.

"Menginap di hotel, datang bulan tiba tak terduga. Lupa membawa celana dalam jadi ada cara yang lebih baik untuk dengan cepat mencuci mereka. Ketel hotel," kata wanita yang tidak diperlihatkan identitasnya oleh pengguna media sosial tersebut, dalam unggahannya di Facebook.

"Singkat, cepat, dan higienis," ujarnya seperti dikutip dari Unilad pada Senin (19/2/2019).

Apa yang dilakukan wanita ini menjadi viral di media sosial. Tentu saja, dengan segera, hal tersebut mendapatkan kecaman dari warganet dan kritik dari pakar di bidangnya.

"Itu benar benar sangat menjijikkan," kata Dr. Heather Hendrickson, dosen senior di Molecular Biosciences Institute of Natural and Mathematical Sciences di Massey University, Auckland, Selandia Baru.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bahaya Bagi Kesehatan

Kepada Gizmodo, Hendrickson mengatakan bahwa merebus pakaian dalam memang cukup efektif membunuh bakteri. Namun, bukan berarti mereka akan terbebas dari mikroorganisme.

Beberapa bakteri akan membentuk spora yang mampu bertahan bahkan dengan suhu tinggi serta tekanan tinggi untuk waktu yang lama. Hendrickson mencontohkan salah satunya adalah spora Clostidium botulinum yang merupakan penyebab botulisme.

"Ini tidak menyebabkan penyakit jika dikonsumsi, tapi kehadirannya di lingkungan tertentu bisa mendorongnya menghasilkan racun yang mematikan," ujarnya.

Bakteri patogen dalam air yang terkontaminasi mungkin saja mati jika direbus, walaupun begitu mereka juga bisa bertahan meski dalam tingkat yang rendah. Risiko juga mengancam pada orang lain yang mungkin saja menggunakan atau bahkan mengonsumsi air tersebut.

"Teman Anda mungkin tidak punya sejumlah besar patogen tahan panas di pakaian dalamnya yang kotor, tapi kita tidak tahu apa yang ia miliki di sana atau seberapa sakit dirinya," kata Hendrickson.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.