Sukses

Infeksi Tak Terdeteksi Sebabkan Bayi Ini Harus Diamputasi

Bayi ini terpaksa diamputasi setelah infeksi tenggorokannya membuat dia terkena sepsis dan mematikan jaringan tangan serta kakinya

Liputan6.com, Jakarta Abigail Wardle, seorang ibu di Inggris, tidak menyangka bahwa putranya harus diamputasi di usia dini. Prosedur itu harus dilakukan setelah bayi itu, Oliver Aisthorpe, mengalami infeksi tenggorokan parah.

Ibu 23 tahun itu awalnya melihat buah hatinya ketika dia terlihat dehidrasi pada musim semi kemarin. Saat itu, dokter hanya memberi bayi Oliver cairan dan asetaminofen.

Namun, malam harinya, ibu dari Norheastern England itu melihat bahwa keadaan Oliver memburuk.

"Lebih sakit dan tampak tidak bernyawa," kata Abigail seperti dilansir dari New York Post pada Kamis (15/8/2019). Esok harinya, dia segera membawa Oliver ke perawatan darurat di rumah sakit.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sepsis Akibat Infeksi Tenggorokan

Kepada Caters News, Abigail menceritakan bahwa kaki dan tangan bayi itu mulai berubah jadi ungu. Awalnya dia mengira bahwa putranya kedinginan dan membutuhkan kaus kaki.

Ketika dokter menginduksi koma pada Oliver, barulah Abigail sadar apa yang terjadi. Balita itu didiagnosis dengan sepsis yang berkembang akibat infeksi tenggorokan yang tidak terdeteksi.

Kondisi itu membuat lengan dan kaki sang bayi menghitam dan jaringannya mati. Dokter pun membuat keputusan yang berat dengan mengamputasi bagian tubuh bayi yang mati.

"Oliver sangat menderita. Saya tahu itu kedengaran aneh bagi seorang ibu untuk mengatakannya, tapi saya sangat ingin mereka memotongnya," kata Abigail.

Setelah operasi pemotongan, kesedihan tidak begitu saja muncul di wajah bayi itu. Abigail bahkan mengatakan putranya masih bahagia meski berbeda.

"Saya masih memiliki Oliver, dia mungkin tidak punya kaki dan tangan, tapi dia masih anak saya yang tersenyum dan pemberani."

3 dari 3 halaman

Berkembang Cepat dan Berpotensi Mematikan

Kepada The Post, Dr. C. Anthoney Lim dari Mount Sinai Health System mengatakan bahwa komplikasi pada anak yang terkena infeksi pernapasan seperti ini sangatlah jarang. Hanya sebagian kecil yang mengalami infeksi dan menyebabkan sepsis.

Lim menambahkan bahwa tindakan pencegahan pun cukup sulit dilakukan karena infeksi yang terjadi berkembang cepat dan berpotensi mematikan.

"Jika anak Anda kurang minum atau buang air kecil, bernafas lebih keras dan mulai menunjukkan tanda-tanda stres negatif, itulah saatnya untuk pergi ke dokter," kata Lim yang juga associate professor di Icahn School of Medicine.

Sepsis sendiri hanya bisa didiagnosis secara resmi dengan tes darah. Biasanya mereka akan melihat ruam atau bercak merah atau ungu di anggota badan yang tidak hilang saat ditekan. Ini disebut dengan petechia.

"Itu adalah pertanda malapetaka," kata Lim yang mengatakan bahwa kasus ini sangatlah langka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.