Sukses

Terapi Ratus Vagina Sebabkan Organ Intim Wanita Ini Luka Bakar

Praktik ratus vagina memang dianggap berbahaya oleh beberapa pakar kesehatan

Liputan6.com, Jakarta Terapi penguapan atau ratus vagina terbilang kontroversial. Sebuah laporan kasus terbaru mencatat dampak buruk yang bisa muncul dari aktivitas tersebut.

Sebuah catatan di Journal of Obstetrics and Gynecology Canada mengungkapkan bahwa seorang wanita menderita luka bakar tingkat dua di organ intimnya, setelah menggunakan terapi ratus vagina.

Melansir Metro pada Selasa (13/8/2019), wanita 62 tahun di Tiongkok itu mendapat saran dari dokter tradisional untuk mencoba melakukan terapi tersebut selama 20 menit. Dia melakukannya karena mengalami prolaps vagina dan percaya cara itu bisa membuatnya terhindar dari operasi.

Ketika perasaan tidak nyaman muncul di organ intimnya, dia mendatangi dokter dan mereka menemukan bahwa perempuan itu mengalami luka bakar tingkat dua. Hal itu membuatnya harus menunda operasinya hingga luka tersebut benar-benar sembuh.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Praktik yang Dilakukan Selebritas

Ratus vagina umumnya dilakukan dengan cara mengarahkan uap langsung ke organ intim. Beberapa percaya bahwa cara ini bisa membersihkan rahim, detoksifikasi alat kelamin, menyeimbangkan hormon, mengencangkan vagina, mengurangi kram, hingga memberikan lebih banyak energi.

Mengutip New York Post, beberapa selebritas dunia pernah mengklaim bahwa praktik ini bermanfaat bagi mereka. Dua diantaranya adalah aktris Gwyneth Paltrow dan model Chrissy Teigen.

Di 2015, laman gaya hidup milik Paltrow, Goop, bahkan menulis tentang ratus vagina yang dilakukan sebuah spa di Los Angeles, Amerika Serikat.

"Ini adalah praktik ribuan tahun di spa Korea," kata aktris yang bermain di film Iron-Man dan Avengers itu.

3 dari 3 halaman

Bahaya Ratus Vagina

Meski begitu, praktik ini mendapat perhatian dari beberapa pakar kesehatan. Dr. Jennifer Wider pada Women's Health mengatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah dari terapi ini.

"Area vagina sangatlah sensitif dan jenis pembakaran seperti ini bisa menyakitkan dan sulit diobati," kata Wider.

Dr. Vanessa Mackay dari Royal College of Obstetricians and Gynecologist juga menegaskan bahwa vagina memiliki kemampuan untuk membersihkan dirinya sendiri dengan sekresi alami. Mereka memiliki bakteri baik yang jika terganggu, malah menyebabkan bacterial vaginosis serta peradangan.

"Menguapi vagina bisa mempengaruhi keseimbangan bakteri dan tingkat pH yang sehat dan menyebabkan iritasi, infeksi, dan inflamasi," kata Mackay.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.