Sukses

Kecerdasan Buatan Ini Bisa Deteksi Gagal Ginjal Lebih Cepat dari Dokter

Teknologi yang bisa mendeteksi gagal ginjal akut lebih cepat ini sedang dalam tahan pengembangan oleh DeepMind Health, sebuah perusahaan di bawah Google

Liputan6.com, Jakarta Teknologi di bidang kedokteran terus berkembang. Baru-baru ini, para ilmuwan di Google lewat DeepMind Health, mengembangkan kecerdasan buatan yang bisa mengenali gagal ginjal akut bahkan sebelum gejalanya terlihat oleh dokter.

Penelitian yang dilakukkan oleh DeepMind menganalisis 600 ribu titik data mulai darah tes darah, detak jantung, dan tekanan darah, yang nantinya menghitung apakah seseorang akan mengembangnkan gagal ginjal akut.

Para ilmuwan menemukan bahwa dari tes catatan kesehatan pada 700 ribu orang, teknologi itu secara akurat mendeteksi sembilan dari sepuluh orang.

"Kemajuan ini mewakili potensi perubahan yang sangat signfikan mengenai bagaimana praktik obat dan pemberian perawatan," kata Dominic King dari DeepMind Health seperti dilansir dari New York Post pada Minggu (4/8/2019)

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kecerdasan Buatan Sepintar Dokter

King menambahkan, saat ini banyak perawatan yang bersifat reaktif dan malah berujung pada hilangnya potensi perawatan proaktif serta preventif.

"Sangat membingungkan bagi saya sebagai dokter, bahwa dalam beberapa hal, sistem kecerdasan buatan hampir melakukan apa yang dilakukan oleh dokter ahli," ujarnya.

Teknologi ini diuji coba di Royal Free Hospital London, Inggris. Tes menunjukkan bahwa kemungkinan penyakit tidak dikenali empat kali lebih kecil daripada menggunakan metode standar. Waktunya juga lebih singkat hingga kurang dari 14 menit.

 

3 dari 3 halaman

Masih dalam Tahap Awal

Dikutip dari Scientific American, studi yang dimuat di jurnal Nature ini merupakan penelitian awal dalam penggunaan kecerdasan buatan untuk pekerjaan medis.

King mengatakan mereka masih perlu melakukan perbaikan pada modelnya, serta mencoba penerapannya pada masalah kesehatan yang bisa diprediksi lainnya seperti sepsis, gagal hati, dan komplikasi diabetes.

"Kami melihat potensi besar bahwa algoritma ini, bisa diterapkan pada kondisi yang dapat dicegah lainnya."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.