Sukses

Kasus Jarang Terdengar, Masyarakat Harus Tetap Waspada Flu Burung

Flu burung masih mengintai hewan-hewan di Indonesia meskipun kasusnya saat ini jarang terdengar.

Liputan6.com, Jakarta Saat ini kasus flu burung sudah jarang terdengar, namun Kementerian Pertanian meminta agar masyarakat tetap waspada akan flu burung atau avian influenza.

"Kita harus tetap waspada karena virus ini terus berubah-ubah," kata Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Fadjar Sumping Tjatur Rasa di Jalan Sudirman, Jakarta beberapa waktu lalu, ditulis Selasa (16/7/2019).

Fadjar mengatakan, untuk mencegah kembalinya kasus flu burung, sudah ada beberapa program yang terus dilakukan. Dua di antaranya adalah vaksinasi dan biosekuriti.

"Biosekuriti itu bagaimana menjaga kebersihan, sanitasi, supaya virus tidak masuk ke dalam lingkungan peternakan," Fadjar menambahkan.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rabies Masih Harus Diwaspadai

Penyakit menular dari hewan yang masih harus diwaspadai lainnya adalah rabies. Kementerian Pertanian sendiri menyatakan mereka sudah melakukan vaksinasi di beberapa wilayah yang sebelumnya, dilaporkan kasus rabies.

"Seperti di Bali, lalu di Dompu juga kebetulan baru ada kejadian. Kita intensifkan vaksinasi di situ," kata Fadjar jelang pemutaran teater bertajuk "SUN" yang diadakan Kementan bekerjasama dengan Food and Agriculture Organization (FAO) pada Jumat, 12 Juli 2019.

Selain vaksin pada manusia yang sudah digigit, penting melakukan vaksin pada hewan seperti anjing. "Anjing juga bisa bahaya kalau tidak divaksin," tegas Fadjar.

Dalam konferensi pers yang diwakili oleh Fadjar, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita berpesan bahwa penyakit hewan seringkali dilupakan sebagai sumber penyakit manusia.

"Kita membutuhkan kesadaran dan dukungan publik yang lebih besar untuk mengendalikan penyakit hewan agar tidak menginfeksi manusia, serta mengganggu produksi pangan dan sektor peternakan," tulis Diarmita.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.