Sukses

James Monsees, Orang Paling Berpengaruh di Dunia Ini Menyesal Pernah Merokok

James Monsees, salah satu Orang Paling Berpengaruh di Dunia menyesal pernah merokok.

Liputan6.com, Jakarta James Monsees yang baru saja didapuk sebagai Orang Paling Berpengaruh di Dunia versi Majalah Time tahun 2019 ini menyesal pernah merokok. Ia mengakui, dirinya termasuk perokok berat saat muda dulu.

Seiring berjalannya waktu, ia menyadari, bahaya rokok tidak hanya menimbulkan efek terhadap dirinya sendiri, melainkan orang lain. Asap rokok konvensional yang diisapnya bisa membuat orang lain atau para perokok pasif dilanda penyakit, seperti gangguan pernapasan dan kanker.

"Aku selalu merasa bersalah ketiks merokok dulu. Dulu, aku sangat mencintai merokok.Tapi lama-lama aku sadar, itu (merokok) tidak baik. Banyak orang baik (yang tidak merokok) di tempat aku tinggal, di pusat kota di Amerika Serikat," tutur James dalam sebuah wawancara eksklusif di Four Seasons Hotel, Jakarta, ditulis Kamis (11/7/2019).

Lebih lanjut, James mengaku, tidak suka menyakiti orang lain. Dalam hal ini, menyakiti orang lain oleh paparan asap rokok saat dirinya merokok.

"Aku juga tidak ingin melukai orang lain (akibat asap rokok)," lanjut James yang menjabat sebagai Chief Product Officer JUUL Labs.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perangkat Berhenti Merokok

Kesadaran akan bahaya rokok pun menghentikan James merokok. Komitmen berhenti merokok tersebut seiring ia dan temannya, Adam Bowen menciptakan perangkat alternatif berhenti merokok untuk perokok dewasa.

Pada waktu menyelesaikan studi S2, James dan Adam yang merupakan lulusan pascasarjana Stanford mengeluarkan ide mencari cara agar dampak nikotin tidak begitu berbahaya dibandingkan dengan nikotin pada rokok konvensional.

Keduanya kemudian mendirikan JUUL Labs yang memproduksi JUUL, perangkat buat berhenti merokok. Desain perangkat, cairan, dan proses pemanasan pun dianggap aman dan mengurangi risiko penyakit akibat rokok konvensional.

"Aku rasa cara terbaik untuk berhenti merokok itu dengan menggunakan JUUL. Perangkat ini membuat perokok dewasa beralih ke JUUL, lantas berhenti merokok konvensional," James menambahkan.

3 dari 3 halaman

Sasaran Dewasa

Paparan asap rokok tetap bisa masuk ke saluran pernapasan orang lain saat dihirup.

Salah satu alasan James berhenti merokok konvensional juga dipengaruhi bau. Aroma asap rokok pada pakaiannya terus lengket tercium.

Produk JUUL ciptaannya pun didesain tidak menimbulkan bau. JUUL juga tidak mengandung TAR, yang memicu sebabkan kanker.

"Kami tidak menargetkan produk ini untuk remaja di bawah umur, tapi memang ditujukan banyak perokok dewasa. Teknik baru ini memang nanya untuk perokok dewasa yang bisa mengaksesnya," ujar James.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.