Sukses

Studi: Teknik Tidur dengan Mulut Diplester yang Dilakukan Andien Punya Manfaat untuk Otak

Sebuah studi menemukan teknik bernapas seperti yang dilakukan Andien saat tidur, memiliki manfaat untuk ingatan

 

Liputan6.com, Jakarta Penyanyi Andien memiliki aktivitas tak biasa saat dirinya tidur. Dia menggunakan plester di mulut saat tidur. Menurutnya, ini adalah sebuah teknik bernapas yang dinamakan nose breathing.

Dalam Instagram stories-nya, Andien mengungkapkan bahwa di sebuah workshop bersama Gobind Vashdev, dia mengetahui bahwa 200 penyakit kronis disebabkan oleh kesalahan cara bernapas.

"Karena bernapas adalah hal yang kita lakukan setiap hari setiap detik, kita jadi banyak menyepelekan cara kita bernapas," tulis Andien dalam Instastoriesnya dikutip Health Liputan6.com pada Rabu (10/7/2019).

Setelah melakukan itu selama beberapa bulan, Andien mengklaim bahwa dia lebih mudah untuk mendapatkan tidur yang berkualitas, terbangun dengan badan lebih segar, tidak mengalami tenggorokan kering, dan tidak ada aroma tak sedap dari mulut saat bangun tidur.

Meski begitu, sebuah penelitian menemukan bahwa tidur dengan mulut diplester tersebut memang berpengaruh terhadap ingatan seseorang.

Hal ini berhubungan dengan teknik bernapas yang dilakukan Andien yaitu, nose breathing atau pernapasan hidung.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penjelasan Ilmiah Pernapasan Hidung Lebih Baik

Mengutip The New York Times, sebuah jurnal ilmiah pada Oktober 2018 memang menemukan hubungan antara ingatan dengan bagaimana seseorang bernapas.

Dalam sebuah The Journal of Neuroscience, para peneliti di Karolinska Institute di Stockholm, Swedia mengatakan bahwa pengenalan bau adalah mekanisme kunci bertahan hidup sebagian besar makhluk termasuk manusia. Itulah mengapa, para ahli saraf percaya bahwa berpikir dan bernapas adalah adaptasi evolusi awal.

Dalam penelitian mereka, para ilmuwan menganalisis dua lusin peserta sehat yang menghirup 12 aroma.

Percobaan pertama mengharuskan peserta duduk diam satu jam setelah mengendus namun hidungnya ditutup dan bernapas dengan mulut. Setelah itu, di percobaan lainnya, peserta harus bernapas lewat hidung dengan plester ditempel di mulutnya.

Para peneliti menemukan bahwa peserta secara konsisten jauh lebih baik dalam mengenali bau ketika mereka bernapas melalui hidung dengan tenang. Sementara, pernapasan lewat mulit menghasilkan daya ingat yang lebih kabur dan jawaban yang salah.

"Pernapasan hidung meningkatkan konsolidasi memori," kata penulis studi Artin Arshamian.

Ilmuwan mengaitkan ini dengan sebuah penelitian yang menemukan bahwa ketika makhluk hidup bernapas, aliran udara memulai aktivitas otak dengan stimulasi neuron yang disebut bulbus olfaktorius. Kemudian, proses itu akan memberikan sinyal hippocampus, bagian otak yang terlibat penciptaan dan penyimpanan ingatan.

Arshamian mengatakan, pernapasan mulut kemungkinan tidak efektif karena tidak memiliki proses tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.