Sukses

Rajin Bangun Pagi Turunkan Risiko Kanker Payudara pada Wanita

Wanita yang rajin bangun pagi, cenderung lebih terhindar dari penyakit kanker payudara

Liputan6.com, Jakarta Berbahagialah jika Anda adalah seorang wanita yang rajin bangun pagi. Sebuah penelitian menyatakan bahwa kebiasaan tersebut, menurunkan risiko terkena kanker payudara.

Penelitian yang dimuat di jurnal BMJ ini berangkat dari data bahwa satu dari tujuh wanita mengembangkan kanker payudara pada tahap tertentu di hidup mereka. Selain itu, studi sebelumnya menunjukkan keterkaitan antara kerja sesi malam dengan risiko kanker akibat pola tidur yang terganggu, paparan cahaya di malam hari, serta faktor gaya hidup.

Karena belum ada studi yang mendalami tentang kebiasaan tidur tertentu, seperti rajin bangun pagi, terhadap berkembangnya kanker, para ilmuwan mencari tahu apakah ada efek langsung di situ.

Melansir Science Daily pada Jumat (5/7/2019), para peneliti kemudian menggunakan teknik pengacakan Mendelian dan menganalisis varian genetik terkait dengan tiga kebiasaan tidur tertentu. Preferensi pagi atau malam, durasi, dan insomnia. 180.216 wanita dari studi UK Biobank dan 228.951 perempuan dari Breast Cancer Association Consortium menjadi pesertanya.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tidur Mempengaruhi Kesehatan

Para peneliti menemukan, wanita yang rajin bangun pagi, lebih sedikit kemungkinannya terkena kanker payudara. Setidaknya, kasusnya kurang dari satu per 100 wanita dibandingkan mereka yang beraktivitas di malam hari.

Selain itu, mereka yang memiliki kebiasaan tidur lebih dari tujuh sampai delapan jam, juga memiliki sedikit peningkatan risiko kanker payudara.

"Tidur memang mempengaruhi kesehatan," kata rekan penulis Caroline Relton, profesor di University of Bristol, Inggris dikutip dari Webmd.

"Studi ini menemukan efek perlindungan dari preferensi pagi hari terhadap risiko kanker payudara."

Penulis pengantar penelitian ini, Eva Schernhammer dari Medical University of Vienna, Austria mengatakan, kemungkinan ini berhubungan dengan tidak sejajarnya antara jam internal dan eksternal. Dia menambahkan, gangguan ritme sirkadian bisa mempengaruhi fungsi tubuh. Salah satunya adalah kadar melatonin.

3 dari 3 halaman

Kaitannya dengan Melatonin

Daniel Barone, dokter yang mendalami masalah tidur asal New York, Amerika Serikat mengatakan bahwa melatonin adalah antioksidan yang sangat kuat.

"Jika Anda mengurangi melatonin, itu berpotensi menyebabkan peradangan di tubuh," katanya.

Kondisi ini, banyak dikaitkan dengan berkembangnya kanker dan kondisi kesehatan lainnya.

Namun, menurut ahli bedah kanker payudara Northwell Health Cancer Institute, Alice Police mengatakan, kesimpulan belum bisa diambil hingga terlihat korelasinya dengan faktor lain. Misalnya tingkat obesitas dan olahraga.

Meski begitu, tidak ada salahnya untuk memperbaiki dan mengatur waktu tidur agar lebih berkualitas. Selain itu, jangan lupa untuk menjaga diri dari kurang istirahat akibat pemakaian gawai, serta konsumsi makanan yang baik dan menghindari alkohol.

"Wanita harus lebih peduli tentang faktor-faktor risiko kanker payudara lainnya dengan lebih baik," kata Schernhammer.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.