Sukses

Remaja 17 Tahun Kehilangan Banyak Gigi Setelah Vape Meledak di Mulut

Saat asyik digunakan, vape meledak di mulut remaja AS, yang membuat ia kehilangan banyak gigi.

Liputan6.com, Amerika Serikat Seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun asal Amerika Serikat dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) akibat vape yang meledak di mulutnya. Rasa nyeri dan bengkak di rahang timbul dua jam setelah penggunaan vape.

Ahli Bedah Pediatrik Katie Russel memaparkan, pasien dalam kondisi aliran darah sistem peredaran tubuh stabil dan tidak memiliki gangguan pernapasan.

"Tapi efek ledakan vape membuat dia menderita kebocoran pada dagu, robekan yang lebar di mulut, gangguan gigi seri bawah yang bergeser, dan gangguan gigi seri sentral dan lateral kiri," tulis Katie dalam laporan jurnal berjudul Injury from E-Cigarette Explosion, Jumat (21/6/2019).

Pasien sedang menjalani perawatan intensif yakni pencabutan gigi dan perbaikan jaringan yang rusak di mulutnya. Selang enam minggu kemudian, pasien sudah pulih dengan baik. Laporan kasus ini dipublikasikan di The New England Journal of Medicine pada 19 Juni 2019.

Para dokter yang merawatnya mengamati luka besar di dalam mulutnya. Pemindaian 3D kepala remaja mengungkapkan tingkat kerusakan sebenarnya.

Vape meledak di rahang bawah sehingga menyebabkan patah tulang dan keropos tulang yang besar. Ia juga kehilangan banyak gigi dan area bibir terbakar.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Implan Gigi

Walaupun luka akibat ledakan sudah pulih dengan baik, remaja yang tak disebut namanya inimasih kehilangan gigi. Gigi masih belum tumbuh.

"Tetapi dia berharap bisa mendapatkan implan (gigi) musim panas ini," tambah Katie, yang berpraktik di University of Utah Health Care and Primary Children’s Hospital, Salt Lake City, dikutip dari Gizmodo.

Akibat tragedi vape meledak, remaja itu sudah berhenti merokok.

3 dari 3 halaman

Insiden Vape

Katie menggambarkan, vape menjadi tren yang tengah merebak di kalangan pemuda AS.

"Vape menghantam pasar dan jutaan pemuda menggunakan perangkat itu," katanya. "Sepertinya vape lebih aman daripada rokok konvensional, tapi saya tidak yakin kita tahu itu. Nikotin berdampak negatif pada otak."

Selain itu, perangkat vape dapat meledak sehingga menyebabkan kerusakan besar. Laporan dari Fire Administration AS menunjukkan, antara tahun 2009 dan 2016, setidaknya 195 insiden meledaknya vape, yang mana mana 133 di antaranya mengakibatkan cedera parah.

"Saran saya agar kita semua mendidik konsumen dan melibatkan populasi kaum. Saya sarankan menahan diri dari kebiasaan ini (tidak menggunakan vape)," saran Katie.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.