Sukses

Mukta Syok Mengetahui Balitanya Bisa Sembuh dari Pneumonia

Ibu asal Bangladesh terkejut, anaknya bisa sembuh dari pneumonia.

Liputan6.com, Bangladesh Mukta terkejut anak lelakinya yang berusia 8 bulan bisa sembuh dari pneumonia yang dideritanya. Hidup dalam jeratan kemiskinan, ibu asal Bangladesh ini tidak mampu membiayai Hasbullah untuk memeriksakan diri ke layanan kesehatan yang memadai.

Andaikan ada uang sekalipun, tidak ada klinik dan rumah sakit terdekat yang dikunjungi. Alhasil, Mukta tidak tahu harus berbuat apa.

"Aku merasa tidak bisa melakukan apa-apa, selain menangis," kata Mukta yang dipublikasikan dalam laporan Global Childhood Report 2019, Rabu (19/6/2019).

Pneumonia membunuh 37 anak-anak setiap hari di Bangladesh. Meskipun begitu, penyakit infeksi yang mengakibatkan peradangan pada kantong-kantong udara di salah satu atau kedua paru-paru ini seringkali mudah diobati dengan antibiotik murah.

Itu salah satunya menjadi penyebab utama kematian sebelum umur lima tahun di negara-negara berpenghasilan rendah. Namun, Bangladesh berhasil melawan pneumonia. Salah satu upaya melatih petugas kesehatan terkait penyakit paru-paru.

Keesokan harinya, Mukta mendengar orang-orang di desanya berbicara tentang Sumon, paramedis di sebuah klinik komunitas yang baru saja dilatih mengobati radang paru-paru. Obat-obatan pneumonia juga tersedia di klinik.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diberi Antibiotik

Mukta pun membawa putranya yang sakit ke klinik di desanya. Sumon pun meresepkan antibiotik sirup selama lima hari. Hasabullah sepenuhnya disembuhkan.

"Aku terkejut bahwa penyakit serius seperti pneumonia dapat diobati di sini, di desaku seorang petugas kesehatan masyarakat," lanjut Mukta. "Saya sangat senang."

Dari laporan yang dikeluarkan Save The Children berjudul Changing Lives in Our Lifetime, Bangladesh berhasil menurunkan tingkat kematian anak di bawah 5 sebesar 63 persen sejak tahun 2000 dan sebesar 77 persen sejak tahun 1990. Pada tahun 1990, negara ini terjadi 532.000 kematian anak.

Saat ini, jumlah kematian anak sekitar 100.000 kasus. Bangladesh meningkatkan kesehatan anak. Misal, cakupan imunisasi yang tinggi dan tingkat perawatan yang tinggi untuk diare dan pneumonia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.