Sukses

Faktor Risiko Lee Chong Wei Terkena Kanker Hidung

Sudah menjalani pengobatan kanker hidung tapi Lee Chong Wei memutuskan pensiun sebagai atlet bulu tangkis.

Liputan6.com, Jakarta Lee Chong Wei (36) memutuskan pensiun sebagai atlet bulu tangkis setelah berjuang melawan kanker hidung setahun lalu. Keputusan besar itu ia sampaikan dengan berat hati dan berurai air mata pada Jumat, 14 Juni 2019.

Seperti diketahui, Lee Chong Wei pada Juli 2018 didiagnosis kanker hidung. Peraih 4 kali juara All England ini langsung menjalani pengobatan di Taiwan. Setelah pengobatan selesai, di awal Januari ia kembali berlatih. Namun, sudah enam pekan ke belakang sebelum pengumuman dirinya pensiun ia tidak terlihat berlatih.

Keputusan berat ini dipilihnya untuk mengurangi risiko kanker hidung mendatanginya lagi. "Dokter menasihatkan saya bahawa risiko kanser kembali agak tinggi sekiranya saya berlatih dengan intensiti seperti dulu," tuturnya dalam akun Instagram @leechongweiofficial.

Menanggapi kondisi yang terjadi pada Lee Chong Wei, dr Marlinda Adham SpTHT-KL(K), PhD mengatakan bahwa setiap orang memiliki hak untuk menentukan pilihan hidupnya. Apalagi mengingat efek samping dari pengobatan kanker hidung memanglah tidak ringan.

"Efek samping dari pengobatan juga tidak ringan dan pasien harus siap dan kondisi prima menyelesaikan pengobatan," kata Marlinda yang tidak merawat pebulu tangkis asal Malaysia itu saat dihubungi Health-Liputan6.com.

Kanker hidung adalah keganasan yang ditemukan di daerah hidung. Jenis yang sering ditemukan adalah karsinoma sel skuamosa, limfoma malignum, adenoid cystic, adenoCa.

"Terapi berdasarkan jenis PA dan stadium, juga kondisi pasien. Masing masing punya karakteristik dan prognostik yang berbeda," kata Marlinda.

 

Saksikan juga video berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Faktor Risiko dan Gejala Kanker Hidung

Berbicara mengenai faktor risiko yang menyebabkan seseorang terkena kanker hidung sangatlah beragam.

"Mulai dari genetik, virus, polusi, paparan karsinogenik yang terus menerus dan dalam waktu lama seperti paparan debu, bahan kimiawi, debu kayu, infeksi saluran napas yang berulang, dan daya tahan tubuh yang kurang," kata dokter yang praktik di RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta ini.

Mengenai gejala kanker hidung, hal tersebut sangat tergantung pada lokasi tumor. Biasanya hidung tersumbat pada satu atau dia sisi. Lalu, lendir bercampur darah, perdarahan mulai dari yang sedikit sampai yang banyak jumlahnya. Kemudian pasien mengeluhkan sakit kepala dan telinga tertutup.

"Bila meluas ke atas ada gangguan mata, kebawah gigi goyah, langit langit terinfiltrasi tumor," katanya.

 

Penulis: Khairuni Cesario

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.