Sukses

Mahasiswa Kurang Tidur, Kesehatan Mentalnya Bisa Terganggu

Kurang tidur bisa membuat mahasiswa alami kecemasan, menyakiti diri sendiri, serta dorongan untuk bunuh diri.

Liputan6.com, Jakarta Seabrek aktivitas di luar kampus ditambah belajar membuat banyak mahasiswa kurang tidur. Namun, ingat, ada bahaya di balik kurang tidur. 

Seperti dilansir The Health Site, sebuah penelitian terbaru menyebut bahwa kurang tidur bisa menyebabkan sejumlah masalah kesehatan mental pada pelajar dan atlet. Masalah mental ini mencakup kecemasan, menyakiti diri sendiri, serta dorongan untuk bunuh diri. Temuan ini sendiri telah dipublikasikan pada jurnal Sleep.

Hasil temuan ini diketahui setelah dilakukan analisis terhadap data yang didapat dari 110.496 pelajar yang 8.462 dari jumlah tersebut juga berstatus atlet.

"Sangat mengejutkan mengetahui bagaimana besarnya pengaruh kekurangan tidur terhadap berbagai gejala kesehatan mental di antara mahasiswa," terang Thea Ramsey dari University of Arizona, Amerika Serikat. 

 

Semakin  malam seseorang kekurangan tidur, risiko seseorang mengalami gejala kesehatan mental juga meningkat. Jumlahnya tak main-main, peningkatan ini sebesar 20 persen secara rata-rata.

Risikonya meningkat hingga 21 persen terhadap depresi, 24 persen terhadap perasaan putus asa, 24 persen pada kemarahan, 25 persen pada kecemasan, 25 persen pada keinginan menyakiti diri sendiri, 28 persen pada masalah fungsional, dan 28 persen pada keinginan untuk bunuh diri.

"Fakta bahwa tidur sangat mempengaruhi kesehatan mental merupakan salah satu hal yang penting pasalnya sebagian besar mahasiswa tidak cukup tidur untuk mendapat kesehatan dan fungsi tubuh yang optimal," tegas peneliti Michael Grander. 

 

Penulis: Rizky Wahyu Permana/Merdeka.com

Saksikan juga video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.