Sukses

Akibat Gigitan Kutu, Joanne Habiskan 8 Tahun Hidupnya di Kamar

Bermula dari gigitan kutu bisa membuat Joanne menghabiskan delapan tahun hidupnya di dalam kamar.

Liputan6.com, Inggris Ibu dari tiga anak, Joanne Baskett (46) tidak tahu kutu kecil yang ditemukan pada kucingnya dapat membawa penyakit, bahkan menghancurkan hidupnya hanya dalam beberapa tahun.

Kejadian bermula pada 2009 setelah ia menyingkirkan serangga menggunakan alat pembasmi serangga yang biasa ia pakai untuk merawat kucing peliharaannya.

Joanne tidak tahu alat pembasmi serangga yang sering digunakan untuk kucing peliharannya terdapat kutu. Bahkan, kutu tersebut menggigit Jaonne.

Beberapa hari usai digigit muncul ruam merah.  Dokter memberikan obat untuk kurap. Enam minggu kemudian, Joanne demam dan gejala mirip flu, tenggorokan bengkak, sakit telinga, dan kaki yang berat digerakkan. Ia rupanya terinfeksi penyakit Lyme.

Penyakit bakteri yang disebarkan oleh kutu pengisap darah. Penyakit ini perlahan-lahan menghancurkan tubuhnya, melumpuhkan organ-organ vital termasuk perut, kandung kemih dan ususnya.

Diagnosis penyakit Lyme diperoleh Joanne dari ilmuwan di Jerman, Amerika, dan Irlandia. Joanne memeriksakan dirinya ke klinik di Amerika.

“Aku mendapatkan hasil diagnosis dari tiga dokter profesional yang berbeda. Dan yang mengejutkan, aku telah digigit dan terinfeksi Lyme setidaknya tiga kali. Aku dua kali terinfeksi mungkin ketika aku berada di Connecticut pada 1993. Satu lagi terinfeksi di Eropa, yang mungkin selama aku melakukan perjalanan backpacking ke pulau-pulau di Yunani," ungkap Joanne, dikutip dari Mirror Online, Senin (10/6/2019).

Gigitan kutu yang membuat Joanne lumpuh membuatnya harus menghabiskan delapan tahun terakhir hidup di dalam kamar.

“Aku punya punya perawat yang datang tiga kali sehari untuk membantu melepas pakaianku. Seringkali aku dibantu ke kamar mandi dan memandikanku di tempat tidur. Terkadang aku tidak bisa berdiri, bahkan memegang apa pun," ujar Joanne yang tinggal di Inggris.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kelumpuhan Total

Efek kelumpuhan berlanjut dengan kelumpuhan fungsi organ tubuh. Ia mengalami kelumpuhan usus total, kelumpuhan lambung, dan kelumpuhan kandung kemih.

"Perlahan tapi pasti, organ tubuhku gagal berfungsi. Dan itu menakutkan. Aku merasa benar-benar hancur. Marah bukan kata yang tepat, aku patah hati, bahwa seluruh hidupku berubah hanya karena kutu," Joanne menambahkan.

Joanne yang berprofesi konsultan SDM memang bepergian ke seluruh negeri untuk mengunjungi klien. Pada saat dirinya berjuang melawan penyakit Lyme, sang suami meninggalkannya hanya setahun setelah gejala penyakit muncul.

Ia pun merawat ketiga anaknya yang masih kecil sendiri.

“Penyakit ini dengan cepat memengaruhi seluruh tubuh. Aku tidak bisa makan karena perut lumpuh. Kognisi aku sangat buruk sehingga seringkali aku tidak bisa berpikir atau berbicara dengan benar. Aku tidak bisa berjalan," ujar Joanne.

3 dari 3 halaman

Hanya Konsumsi Makanan Lembek

Demi kesembuhan, Joanne harus menjalani banyak operasi. Operasi pun memperbaiki kembali fungsi organ tubuh yang lumpuh.

"Aku tidak dapat melakukan hal-hal yang seharusnya bisa dilakukan oleh orang tua. Aku tidak bisa pergi ke hari-hari olahraga atau membuatkan anak-anak makanan ketika mereka pulang," tutur Joanne.

Anak-anak Joanne melihat sang ibunda merasa sedih melihat ibunya harus menjalani begitu banyak operasi.

“Aku suka memasak dan favorit makan makanan Mediterania. Aku selalu memasak makanan segar untuk anak-anak. Tapi aku tidak akan pernah bisa makan makanan itu lagi. Karena perutku lumpuh, aku memuntahkan semua makanan," tambahnya.

Joannne hanya bisa makan segala sesuatu yang lembek, seperti bubur.

"Hanya itu yang bisa saya makan sejak tahun lalu. Dan aku kehilangan 25 persen dari berat badan pada waktu itu," lanjutnya.

Kondisi Joanne sekarang, penglihatannya tidak baik lagi dan kesadaran semakin buruk.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.