Sukses

Batasi Penggunaan Gawai, Kualitas Tidur Remaja Lebih Baik

Selain kuantitas, kualitas tidur remaja pun lebih baik bila anak tidak lagi bermain gawai dua jam sebelum tidur.

Liputan6.com, Jakarta Pembatasan penggunaan gawai pada remaja bisa membuatnya tidur lebih baik. Selain kuantitas, kualitas tidur remaja pun lebih baik.

Salah satu pembatasan penggunaan gawai adalah sebelum tidur. Kehadiran cahaya biru yang dipancarkan gawai membuat anak terus terjaga sehingga sulit tidur. Idealnya, seseorang perlu menghindari gadget setidaknya dua jam sebelum tidur.

Sebuah penelitian dilakukan terhadap 55 anak di Belanda yang berusia antara 12-17. Anak-anak ini memiliki pola tidur yang berbeda. Beberapa dari mereka diminta untuk bermain gawai seperti biasa. Sementara yang lainnya diminta untuk mengenakan kacamata antiradiasi dan sisanya diminta untuk menghindari gawai 2 jam sebelum tidur.

Penelitian dilakukan selama 5 minggu di mana kualitas tidur mereka dinilai menggunakan mesin yang memperlihatkan seberapa nyenyak dan sampel tingkat melatonin (hormon tidur) dalam tubuh mereka.

Rupanya kelompok yang mengenakan kacamata antiradiasi dan kelompok yang membatasi waktu bermain gadget, tidurnya jauh lebih berkualitas.

"Sementara, remaja semakin menghabiskan lebih banyak waktu bermain gawai dan mengeluh susah tidur," kata pemimpin penelitian, Dirk Jan Stenvers.

Saksikan video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peran Orangtua Batasi Penggunaan Gawai

Studi tersebut memperlihatkan efek dari kacamata antiradiasi tapi tokter spesialis anak Gina Posner mengatakan hal yang paling utama untuk mengatasi masalah kurang tidur adalah pembatasan penggunaan gawai.

"Menurut saya penting untuk membatasi pemakaiannya pada remaja supaya lebih banyak waktu untuk aktivitas fisik dan lebih rileks saat tidur," ungkapnya

Tidur sangat penting untuk anak usia remaja mengingat ini adalah usia untuk tumbuh dan berkembang. Sementara , semakin banyak remaja yang mengalami gangguan tidur karena gawai.

"Seharusnya, hal ini mampu menyadarkan para orangtua tentang masalah tidur yang dialami remaja. Dan, bagaimana meningkatkan kualitas tidur mereka dengan meminimalisasi pemakaian gawai," kata Dirk.

 

 

Penulis: Cynthia Amanda Male/Dream.co.id

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.