Sukses

Mengantuk, Masalah Berbahaya yang Kerap Diremehkan Saat Mudik

Masalah kecelakaan akibat mengantuk menjadi hal yang paling ditakuti saat mudik. Namun, hal itu seringkali diremehkan oleh para pemudik.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu musuh paling berbahaya bagi orang mudik menggunakan kendaraan pribadi adalah mengantuk. Masalah ini kerap disepelekan, padahal berakibat fatal.

Vlogger Fitra Eri mengungkapkan penyebab kecelakaan nomor satu adalah akibat mengantuk. Ketika pengemudi terlelap satu detik di kecepatan 100 kilometer per jam, membuat mobil bisa melewati 14 mobil lainnya tanpa disadari.

"Kalau kita beruntung, mungkin tidak kecelakaan. Dicoba lagi sampai di satu detik berikutnya, tanpa disadari ada halangan dan menabrak," kata Fitra di acara Ngabuburit Sehat di Stasiun Gambir, Jakarta, ditulis Rabu (29/5/2019).

Saat terbangun dari rasa kantuk, seseorang butuh waktu beberapa saat untuk benar-benar sadar. Maka dari itu, hal seperti ini tidak boleh diremehkan saat mudik. 

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Waktu Kecelakaan Paling Tinggi

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengungkapkan seringkali mengantuk saat mudik diakibatkan perasaan terlalu bersemangat dan persiapan untuk melakukan perjalanan pulang kampung yang terlalu mepet. Misalnya, ayah yang menyiapkan mobil, serta ibu yang menyiapkan perbekalan.

"Malam kadang tidur sudah tidak begitu baik. Biasanya kan habis sahur atau salat subuh kan berangkat, ternyata memang betul kira-kira jam 9 atau 12 kecelakaan tinggi karena kita sedang ngantuk-ngantuknya," kata Nila dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, dalam evaluasi Lebaran 2018 yang dilakukan Kementerian Kesehatan, kecelakaan juga banyak ditemukan dari pukul 12 hingga 3 sore.

3 dari 4 halaman

Saran agar Tidak Mengantuk

Supaya tidak mengantuk, Fitra menyarankan untuk berkendara di waktu sehari-hari beraktivitas atau bangun. Hindari juga bepergian atau berjalan saat kita biasa tidur atau istirahat.

"Kalau misalnya terpaksa bepergian malam, biasakan terbangun di waktu kita mau berangkat," kata pria yang juga pernah menjadi jurnalis otomotif dan kini reviever di bidang otomotif itu.

Selain itu, apabila tidak ada supir pengganti, beristirahatlah di area istirahat setelah tiga sampai empat jam menyetir.

 

4 dari 4 halaman

Pemudik Harus Fit

Nila juga meminta pemudik sudah melakukan cek kesehatan sebelum berangkat mudik. Tidak di dekat-dekat hari keberangkatan. Apalagi mengingat mudik dilakukan saat bulan Puasa Ramadan. 

"Jadi pas sudah rencana harusnya badan sudah fit. Jangan waktu mau berangkat malah baru periksa," kata Nila.

Mudik bukanlah soal masalah mesin kendaraan saja. Yang terpenting adalah bagaimana kondisi dari pengendara itu sendiri.

"90 persen kecelakaan bukan karena mobilnya, tetapi karena pengemudinya. Orang di belakang mobil, merekalah yang paling bertanggung jawab. Artinya kita punya pengaruh signifikan untuk mengurangi risiko tersebut," kata Fitra.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.