Sukses

Sering Digendong, Bayi Bisa Bau Tangan?

"Jangan digendong terus bayinya nanti bau tangan." Benarkah demikian?

Liputan6.com, Jakarta Pernah dengar istilah "bau tangan"? Biasanya istilah itu untuk menggambarkan bayi yang selalu ingin digendong atau dibuai karena dipercaya sudah terbiasa selalu berada dalam buaian. Benarkah bayi yang terlalu sering digendong akan "bau tangan"? Mari simak penuturan Mommy Irene Felita dari Babyologist.

Bayi bau tangan? Pas jadi new mom, sering banget dengar orang bilang "jangan digendong terus bayinya nanti bau tangan". Terus bener enggak ya? Well, itu sebenernya mitos ya moms terutama untuk bayi yang baru lahir sampai bayi usia 6 bulan.

Bayi baru lahir masih sangat sensitif dengan stimulus dari lingkungan sekitarnya seperti cahaya dan perubahan suhu udara sehingga jika stimulus itu tidak diterima dengan baik maka bayi akan menangis. Dengan kita menggendong bayi maka gendongan kita itu sebenernya membuat bayi lebih comfort, lebih nyaman dan hangat kalau didekap.

Selain itu biasanya bayi di bawah 6 bulan suka mengalami perut kembung sehingga tidak jarang suka gumoh. Kalau sudah mau gumoh seperti itu biasanya bayi menangis. Kita yang orang dewasa aja pasti berasa tidak enak banget kalau kembung apalagi bayi. Dengan menggendong bayi posisi berdiri akan membantu menyendawakan dan mencegah bayi gumoh.

Nah apa jadinya kalau kita tidak menggendong bayi pas terjadi hal-hal diatas? Pasti bayi akan menangis sejadi-jadinya, dan jangan harap cepet berhenti nangisnya ya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Manfaat menggendong bayi

Beberapa manfaat menggendong bayi:

  • Memberikan ketenangan pada bayi.
  • Menjalin kedekatan dengan bayi.
  • Meningkatkan oksitosin ibu dan bayi atau yang juga disebut hormon cinta.
  • Kita jadi lebih mudah beraktifitas juga dengan menggendong bayi menggunakan alat bantu seperti kain atau sling carrier.

Sebenarnya bayi lama-kelamaan pasti akan beradaptasi dengan stimulus dari lingkungan sekitar, pencernaannya pun jadi lebih baik. Di saat itulah frekuensi menggendong bayi juga akan berkurang, otomatis ya moms. Dan kita juga bisa membiasakan mengurangi menggendong, terutama ketika bayi mulai belajar tengkurap dan merangkak, lebih seringlah biarkan bayi di alas untuk membantu perkembangan motoriknya. Mengurangi juga bukan berarti tidak menggendong sama sekali.

Baby Rafa waktu sekitar 4 bulan pertama sering banget digendong, tapi semakin lama tanpa digendong pun dia mulai biasa. Biar tidak bosan bisa ajak main atau kalau lagi sibuk kita beri anak mainan yang membuat dia tertarik mengeksplore.

So moms jangan takut ya menggendong bayi disaat dibutuhkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.