Sukses

Ingin Warnai Rambut, Wanita 21 Tahun Malah Alami Luka Bakar di Kulit Kepala

Bukannya berwarna lebih terang, kulit kepala perempuan di Korea Selatan ini malah mendapatkan luka bakar menganga di kulit kepalanya

Liputan6.com, Jakarta Seorang perempuan di Seoul, Korea Selatan pergi ke salon untuk mewarnai rambutnya menjadi lebih terang. Namun, tidak disangka hal itu merupakan awal mula sebuah bencana.

Dilansir dari Unilad pada Minggu (26/5/2019), wanita 21 tahun ini tiba-tiba mengalami luka bakar di sepanjang kulit kepalanya. Rambutnya pun rontok karena hal itu.

Dalam sebuah laporan di jurnal Archives of Plastic Surgery, dr. Suk Joon Oh mengatakan bahwa perempuan itu terpapar persulfat dan hidrogen peroksida. Dua bahan kimia yang sangat kuat ini banyak ditemukan di pewarna rambut.

Dalam catatannya, Joon Oh mengatakan bahwa dua bahan kimia tersebut biasanya ditemukan di banyak produk asal Inggris. Meski begitu, mereka seharusnya disertai dengan instruksi ketat tentang berapa lama bahan tersebut boleh dibiarkan.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Konsentrasi Tinggi Bisa Sebabkan Iritasi

Joon Oh tidak menuliskan tentang nama produk serta prosedur yang dialami perempuan itu secara lengkap.

Meski begitu, ada kemungkinan paparan yang terlalu lama dari campuran bahan kimia menjadi faktor utama penyebab luka menganga di kulit kepala pasien.

Dua bahan kimia yang ditemukan lainnya adalah amonium dan kalium persulfat yang keduanya bersifat asam dan mudah terbakar. Selain itu, hidrogen peroksida juga banyak ditemukan dalam cairan rambut dengan konsentrasi tinggi.

Joon Oh mengatakan bahwa pada konsentrasi yang digunakan untuk keperluan bersih-bersih rumah tangga, yaitu tiga hingga lima persen, hidrogen peroksida bisa mengiritasi kulit.

 

3 dari 3 halaman

Bahan Kimia Berbahaya Harus Dilarang

Kebanyakan formula rambut memiliki konsentrasi hidrogen peroksida sebanyak 10 persen dan bisa menyebabkan iritasi, lecet, dan luka bakar pada kulit. Beberapa produk pewarna rambut memiliki konsentrasi hingga 60 persen, padahal di Inggris, konsentrasi maksimal yang diizinkan adalah 12 persen.

Joon Oh mengatakan, dalam waktu yang lama, bahan kimia tersebut bisa merusak daging manusia. Proses pengeringan kulit kepala yang disebut nekrosis koagulatif yang merupakan bentuk kematian sel akibat kurangnya pasokan darah.

"Nekrosis koagulatif disebabkan oleh kontak langsung antara garam pengoksidasi dan jaringan," kata Joon Oh dalam laporannya.

"Sebagai dokter, kita harus mendidik orang tentang risiko luka bakar yang disebabkan oleh campuran yang digunakan untuk pewarna rambut, memberikan informasi tentang penggunaan yang aman dari senyawa ini dan bergabung dalam upaya saat ini untuk pelarangan bahan kimia ini dari produk pewarnaan rambut."

Daily Mail melaporkan, wanita tersebut akhirnya menjalani transplantasi folikel rambut. Dia pulih beberapa bulan setelah kejadian itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.