Sukses

Pasien Cacar Monyet di Singapura Sudah Keluar dari RS

Menteri Kesehatan Singapura mengatakan sudah melakukan upaya maksimal dalam mengendalikan kasus cacar monyet pertama di negara itu. Hal ini diungkapkan saat bertemu pejabat Kemenkes RI.

Liputan6.com, Jenewa Menteri Kesehatan Singapura Gan Kim Young mengungkapkan bahwa satu pasien cacar monyet asal Nigeria sudah ditangani secara maksimal. Pasien tersebut sudah keluar dari sistem karantina dan diperbolehkan pulang.

Hal di atas disampakan Young dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek dan jajaran pejabat Kemenkes RI pada Sidang WHA ke 72 di Jenewa Swiss pada 22 Mei 2019 lalu. 

Young juga mengungkapkan bahwa selain pasien tersebut, 23 orang yang kontak dengan orang asal Nigeria itu juga sudah keluar dari sistem karantina. Tidak ditemukan gejala dan tanda penyakit cacar monyet pada mereka sehingga boleh pulang dan melakukan aktivitas bersama masyarakat Singapura lainnya.

Mendengar informasi tersebut, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Anung Sugihantono, mengungkapkan masyarakat Indonesia kini tak perlu lagi khawatir.

"Jadi, di Indonesia tidak perlu heboh lagi (soal monkeypox/cacar monyet)," kata Anung seperti rilis Kemenkes RI diterima Health-Liputan6.com, Jumat (24/5/2019).

Saksikan juga video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bahas Masalah Kesehatan Lain

Selain cacar monyet, Young dan jajaran pejabat Kemenkes RI juga membahas permasalah penyakit tidak menular termasuk diabetes. Sama seperti di Indonesia, Negeri Singa juga mengalami peningkatan kasus tersebut.

"Menkes Singapura tadi menceritakan selain prevalensi diabetes yang meningkat, ada kelompok masyarakat di Singapura, khususnya dari India dan Malaysia, yang cukup tinggi insiden penyakit tidak menularnya," tutur Anung.

Terkait meningkatnya kasus diabetes, kedua negara menandatangani kerja sama dengan Indonesia.

Selain itu, Young juga menceritakan konsumsi garam masyarakat Singapura yang tinggi. Disarankan maksimal lima gram per hari tapi warga di sana bisa mencapai 9 gram per hari.

Kepada Young, Nila Moeloek mengungkapkan upaya pengendalian penyakit tidak menular di Indonesia yakni dengan Healthy Life Movement atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Diantaranya dengan gerakan melakukan aktifitas fisik, mengonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, memeriksa kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan, 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.