Sukses

Bukan Cuma Berita Hoaks, Ini Efek Buruk Lain dari Media Sosial

Media sosial tidak hanya rentan menjadi tempat tersebarnya berita palsu atau hoaks, namun, platform tersebut juga punya dampak buruk bagi kesehatan mental

Liputan6.com, Jakarta Wacana pembatasan akses beberapa media sosial sedang ramai digulirkan oleh pemerintah Indonesia. Khususnya, dalam rangka mengurangi berita palsu atau hoaks menyebar di masyarakat pasca kerusuhan 22 Mei 2019.

Selain sebagai tempat tersebarnya berita palsu, media sosial juga memang memiliki dampak negatif apabila digunakan berlebihan. Mengutip Independent pada Kamis (23/5/2019), berikut ini beberapa hal buruk dari media sosial yang bisa mengganggu kesehatan mental penggunanya.

1. Kurangnya rasa percaya diri

Membandingkan diri dengan kehidupan orang lain yang terlihat lebih baik di media sosial bisa membuat Anda merasa kurang percaya diri. Studi yang dilakukan di University of Copenhagen menemukan bahwa mereka yang merasakan iri hati karena Facebook dan jeda dari media sosial sesaat, merasakan kepuasan setelah melakukan itu pada hidup mereka.

Selain itu, menjadi lebih sadar akan durasi yng dihabiskan untuk media sosial juga membantu Anda lebih fokus dan meningkatkan rasa percaya diri seseorang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

2. Hubungan Antar Manusia

Pembatasan akses media sosial mungkin menjadi waktu yang tepat bagi kita kembali menjalin hubungan secara langsung dengan orang lain.

Seringkali, seseorang menjadi lebih mengenal orang lain hanya dari apa yang dilihat dari media sosial. Bukan persona sesungguhnya. Studi yang dipublikasikan di American Journal of Epidemiology menemukan, penggunaan reguler media sosial Facebook berdampak negatif pada kesejahteraan individu.

3 dari 6 halaman

3. Ingatan

Media sosial memang menjadi tempat yang baik untuk mengingat kembali kenangan dan pengalaman yang sudah berlalu. Meski begitu, ini juga mengubah cara Anda dalam mengingatnya.

Beberapa orang merasa bersalah karena mencoba menghabiskan banyak waktu untuk mengambil gambar yang baik demi kepentingan media sosial. Beberapa tidak benar-benar merasakan pengalaman tersebut secara langsung lewat kedua matanya sendiri.

"Jika kita mengarahkan semua perhatian ke arah pengambilan gambar terbaik untuk dikagumi oleh pengikut media sosial, semakin sedikit yang tersedia untuk menikmati aspek lain dari pengalaman secara nyata," kata psikolog, Tim Bono.

4 dari 6 halaman

4. Tidur

Bono mengatakan keinginan untuk melihat hidup orang lewat media sosial mencegah otak beristirahat dan membuatnya tetap waspada. Hal ini mencegah kita tertidur.

"Ditambah lagi, cahaya dari perangkat seluler yang hanya beberapa inci dari wajah menekan pelepasan melatonin, hormon yang membantu kita merasa lelah," tambahnya.

5 dari 6 halaman

5. Perhatian

Konsentrasi otak yang terlalu lama terpapar media sosial juga bisa terganggu. Bono mengatakan, media sosial menyediakan sarana untuk terus menerus menyerah pada godaan hiburan yang instan dengan akses yang mudah.

Karena itu, cobalah untuk tidak terus menerus memeriksa ponsel selama beberapa menit sekali.

6 dari 6 halaman

6. Kesehatan Mental

Beberapa studi menemukan bahwa media sosial menyebabkan perasaan tidak bahagia, kecemasan, hingga depresi apabila digunakan secara berlebihan tanpa berhati-hati.

Studi pada bulan Maret 2018 menemukan bahwa sepertiga generasi Z yang disurvei menyatakan bahwa mereka berhenti dari media sosial dan 41 persen menyatakan bahwa hal tersebut telah membuat mereka merasa cemas, sedih, atau tertekan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.